Terjadi Kerusuhan hingga Penjarahan di Chicago, Bermula dari Masalah Ini
Demo berujung penjarahan dan kerusuhan terjadi di Chicago, Amerika Serikat, Senin (10/8/2020) dini hari.
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 100 orang ditangkap pada Senin, (10/8/2020) dini hari.
Mereka diduga terlibat dalam kerurusan hingga penjarahan di Kota Chicago, Amerika Serikat.
Dalam kerusuhan tersebut, dilansir Aljazeera sebanyak 13 petugas alami luka-luka.
Selain itu, kerusakan juga terjadi pada bangunan pertokoan yang ada di kawasan perbelanjaan Magnificent Mile.
Awal mula penjarahan terjadi saat warga melakukan demonstrasi.
Mereka berdemo setelah anggota polisi menembak seorang pria yang diduga melukai petugas.
Baca: KJRI Pastikan WNI di Chicago Dalam Kondisi Aman
Baca: WNI Diimbau Berdiam di Rumah, Jauhi Lokasi Kerusuhan di Chicago
Kejadian itu disebutkan terjadi di lingkungan Kota Englewood di hari sebelumnya, yakni Minggu (9/8/2020).
Inspektur Polisi, David Brown mengatakan kerusuhan tersebut merupakan murni insiden kriminalitas bukan protes terorganisir.
Bahkan sang Wali Kota Chicago, Lori Lightfoot mengatakan kerusuhan yang terjadi merupakan tindak pidana kejahatan berat.
Lori menganggap kerusuhan dan penjarahan seperti sebuah serangan di kotanya.
"Ini benar, tindak pidana kejahatan berat," terang Lori.
"Ini adalah serangan di kota kami," tambahnya.
100 orang yang berhasil ditangkap diperkirakan akan menghadapi dakwaan perilaku tidak tertib hingga penjarahan.
Lori pun menuturkan, kini Chicago telah mengaktifkan program perlindungan lingkungan yang diberlakukan hingga beberapa hari mendatang.
Program itu akan dicabut setelah lingkungan telah dianggap aman kembali.
Beberapa bisnis yang baru dibuka justru menjadi korban penjarahan oleh sejumlah orang.
Mereka baru saja buka setelah ditutup saat protes kematian George Floyd pada 25 Mei lalu di Minneapolis yang berujung pada kerusuhan.
Kerusuhan yang terjadi di Chicago selepas tengah malam itu setelah ada coretan dinding yang menyatakan anti-polisi di lokasi kejadian.
Baca: Polisi Chicago Tangkap 100 Orang Lebih Buntut Kerusuhan dan Penjarahan
Baca: Kerusuhan dan Penjarahan di Chicago, KJRI Imbau WNI Waspada
Sebelum terjadi kerusuhan, sekira 12 orang berhadapan dengan polisi terkait peristiwa di hari sebelumnya.
Ketika seorang petugas menembak dan melukai seorang pria yang terletak 16 kilometer dari kawasan Magnificent Mile.
Penjarahan di beberapa toko saat itu dinilai terjadi dengan sangat teratur.
Di mana di sepanjang Magnificent Mile orang-orang terlihat keluar masuk toko.
Mereka membawa tas yang penuh dengan barang dagangan hasil menjarah.
Bahkan sempat terlihat ketika kerumunan semakin banyak, terdapat kendaraan yang menurunkan orang lagi di daerah itu.
Di seluruh pusat kota, laci uang tunai yang berasal dari toko kosong hingga berserakan begitu pula dengan kondisi ATM.
Tak sampai di situ, toko yang letaknya jauh dari pusat kota ternyata juga dijarah oleh sejumlah orang.
Kondisi tempat parkir penuh dengan kaca dan barang-barang yang berasal dari dalam toko.
Selain itu, gantungan pakaian dan kotak yang berisi televisi serta barang elektronik terlihat juga sudah tak ada.
Baca: DPR Malaysia Rusuh Dipicu Pernyataan Rasis
Baca: Rusuh di AS: Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd
Seorang Imam Katolik Roma terkemuka yang juga aktivis, Pendeta Michael Pfleger turut berkomentar.
Menurutnya, penjarahan yang terjadi kali ini sangat jelas bahwa diatur.
Dampak dari kerusuhan itu, banyak polisi disiagakan pada Senin pagi di Kota Chicago.
Kemudian juga nampak puing-puing berserakan di tempat parkir sebuah toko bernama Best Buy dan toko minuman keras.
Layanan kereta api dan bus ke pusat kota untuk sementara juga ditangguhkan terlebih dahulu.
Hal ini mengingat terkait keselamatan publik, berdasar atas permintaan The Chicago Transit Authority.
Pun jembatan di atas Sungai Chicago diangkat demi mencegah perjalanan dari dan menuju pusat kota.
Pihak kepolisian Illinois sudah memblokir beberapa jalur menuju pusat kota melalui yang jalan tol.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)