Virus Corona
Kedubes China Sebut Pneumonia Tak Dikenal Menjangkiti Kazakhstan, Lebih Mematikan dari Virus Corona
Kedutaan besar China di Kazakhstan memperingati adanya "pneumonia tak dikenal" yang lebih mematikan dari virus corona tengah menjangkiti negara itu
Kedutaan China di Kazakhstan mengingatkan warga negara China di sana untuk perlu mewaspadai situasi dan meningkatkan pencegahan untuk menurunkan risiko infeksi.
Saule Kisikova, kepala departemen perawatan kesehatan di ibu kota Nur-Sultan, mengatakan kepada kantor berita Kazinform:
"Sekitar 300 orang yang didiagnosis menderita pneumonia dirawat di rumah sakit setiap hari."
Badan itu juga mengatakan ada 1.700 kasus pneumonia secara nasional pada Juni.
Kasus itu meningkat lebih dari dua kali lipat jumlah di bulan yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat pada 16 Maret untuk mengatasi penyebaran Covid-19.
Lockdown kemudian dicabut pada 11 Mei, tetapi pembatasan dan tindakan karantina diberlakukan kembali di beberapa daerah setelah adanya lonjakan kasus pneumonia.
Baca: Uniknya Bilik Kardus di Jepang untuk Cegah Virus Corona, Bisa Digunakan di Berbagai Fasilitas Publik
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu (8/7/2020) bahwa situasinya masih serius dan masih terlalu dini untuk melonggarkan pembatasan.
Ia menambahkan bahwa Kazakhstan sebenarnya menghadapi gelombang virus corona kedua ditambah dengan kenaikan besar dalam kasus pneumonia, menurut kantor berita Rusia Tass.
Kedutaan China mengatakan pada hari Selasa (7/7/2020) bahwa jumlah kasus Covid-19 di Kazakhstan telah mencapai 49.683, termasuk 264 kematian.
Akhir bulan lalu, pejabat memperingatkan tentang peningkatan kasus pneumonia.
Kisikova mengatakan bahwa ada 600 orang sehari mengalami gejala pneumonia.
Dibandingkan sebalum adanya wabah Covid-19, kasus pneumonia hanya sekitar 80 orang per hari, situs web CNA yang berbasis di Singapura melaporkan.
"Setiap hari, 350 hingga 400 pasien dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 atau pneumonia," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)