Minggu, 5 Oktober 2025

Kembali Tuai Kontroversi, Donald Trump Mengklaim 99 Persen Covid-19 di AS Tidak Berbahaya

Saat pidato di hari kemerdekaan, Presiden Amerika Serikat, Donald mengklaim 99 persen kasus Covid-19 di negara-nya tidak berbahaya.

Penulis: Inza Maliana
Nicholas Kamm / AFP
Presiden AS Donald Trump berpidato saat kampanye di BOK Center pada 20 Juni 2020 di Tulsa, Oklahoma. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menuai kontroversi atas ucapannya tentang virus corona.

Terbaru, ia mengklaim 99 persen kasus Covid-19 di AS tidak berbahaya.

Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya di Gedung Putih pada Hari Kemerdekaan Amerika, Sabtu (4/7/2020) lalu.

Presiden AS ini mengaku strateginya untuk mengatasi Covid-19 berjalan dengan baik.

Meskipun beberapa negara melaporkan peningkatan jumlah kasus.

Presiden AS Donald Trump berpidato saat kampanye di BOK Center pada 20 Juni 2020 di Tulsa, Oklahoma.
Presiden AS Donald Trump berpidato saat kampanye di BOK Center pada 20 Juni 2020 di Tulsa, Oklahoma. (Nicholas Kamm / AFP)

Baca: Kasus Corona Masih Tinggi, Donald Trump Nekat Gelar Kampanye Indoor dan Outdoor

Kontroversi sebelumnya, Trump menyebut virus corona sebagai "wabah mengerikan dari China".

Dia juga memperingatkan China untuk bertanggung jawab atas penyebarannya ke seluruh dunia.

Trump mengatakan, saat ini AS telah menguji hampir 40 juta orang untuk virus corona.

"Dengan melakukan itu, kami menunjukkan kasus virus corona 99 persen benar-benar tidak berbahaya."

"Hasil yang tidak dapat ditunjukkan oleh negara lain."

"Karena tidak ada negara yang memiliki pengujian yang kami miliki, tidak dalam hal jumlah atau kualitas," papar Trump, dikutip Tribunnews dari Sky News.

Presiden AS Donald Trump tiba di acara Hari Kemerdekaan AS di Mount Rushmore National Memorial di Keystone, South Dakota, 3 Juli 2020.
Presiden AS Donald Trump tiba di acara Hari Kemerdekaan AS di Mount Rushmore National Memorial di Keystone, South Dakota, 3 Juli 2020. (SAUL LOEB / AFP)

Baca: Rayakan Hari Kemerdekaan 4 Juli, Donald Trump Berpidato dan Nyalakan Kembang Api di Mount Rushmore

Trump mengatakan AS telah mampu memproduksi pakaian hazmat, masker, dan peralatan bedah sendiri.

Ia mengaku, alat-alat tersebut hampir dibuat secara eksklusif di negara lain.

Khususnya China, tempat virus corona ditemukan untuk pertama kali.

"Kerahasiaan China dalam menutupi virus, membuatnya menyebar ke seluruh dunia, 189 negara."

"China harus bertanggung jawab penuh," tambahnya.

Trump mengklaim AS telah melakukan yang lebih baik dari yang pernah dilakukan negara mana pun dalam sejarah.

Hal itu dia sampaikan dalam pesan video yang diposting di akun Twitter Gedung Putih di Hari Kemerdekaan.

"Kemudian kita terkena wabah mengerikan dari China."

"Sekarang kita semakin dekat untuk berjuang keluar dari wabah itu," katanya.

"Kami sedang menuju kemenangan yang luar biasa," imbuh Trump.

Kasus Corona di AS Melonjak

Dikutip dari worldometers, lebih dari 2,9 juta kasus virus corona telah tercatat di AS.

Adapun pada Senin (6/7/2020), 132.569 orang di negara itu telah meninggal akibat virus corona.

Florida dan Texas, keduanya melaporkan peningkatan harian dalam kasus Covid-19.

Yaitu dengan hampir 20.000 infeksi tambahan digabungkan, pada Sabtu lalu.

Selama empat hari pertama bulan Juli , total 14 negara bagian mencatat peningkatan harian dalam jumlah orang yang dites positif Covid-19.

Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020). Meski menjadi pusat kedokteran dengan banyak rumah sakit dan laboratorium penelitian, Houston terancam dibanjiri pasien Covid-19 di Texas yang melonjak. Amerika Serikat pada Kamis (2/7/2020) melaporkan ada lebih dari 55 ribu kasus baru Covid-19.
Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020). Meski menjadi pusat kedokteran dengan banyak rumah sakit dan laboratorium penelitian, Houston terancam dibanjiri pasien Covid-19 di Texas yang melonjak. Amerika Serikat pada Kamis (2/7/2020) melaporkan ada lebih dari 55 ribu kasus baru Covid-19. (MARK FELIX / AFP)

Baca: Donald Trump Menaruh Harapan Besar pada 3 Kandidat Vaksin Corona, Menyebut Amerika Akan Segera Pulih

Kasus Covid-19 Florida yang dikonfirmasi mencapai rekor hingga kini tercatat 200.111 kasus.

Ini menandai kedua kalinya dalam tiga hari jumlah kasus melonjak lebih dari 10.000 dalam 24 jam.

Sementara itu, di Texas jumlah kasus baru naik dengan rekor 8.258 pada hari Sabtu, dan kini miliki jumlah 200.952 pada Senin.

Carolina Utara, Carolina Selatan, Tennessee, Alaska, Missouri, Idaho, dan Alabama semuanya mencatat tertinggi harian baru pada hari Jumat lalu.

Terlepas dari meningkatnya jumlah infeksi, rata-rata jumlah kematian setiap hari di AS secara bertahap menurun dalam beberapa minggu terakhir.

Pekerja menggunakan APD di pusat pengujian virus corona drive-through pertama di negara bagian New York Amerika pada 13 Maret 2020.
Pekerja menggunakan APD di pusat pengujian virus corona drive-through pertama di negara bagian New York Amerika pada 13 Maret 2020. (Timothy A. Clary/AFP)

Baca: Donald Trump Ungkap Semakin Marah Pada China Saat Angka Kasus Covid-19 di AS Meningkat Tajam

Hal itu meningkatnya proporsi tes positif pada anak muda yang lebih sehat dan kurang rentan terhadap penyakit ketika terinfeksi.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu juga mengumumkan kenaikan rekor dalam kasus Covid-19 global selama 24 jam.

Total 212.326 infeksi dicatat, dengan peningkatan terbesar dalam kasus datang di AS, Brasil dan India.

Secara total, 11,5 juta kasus telah dicatat secara global dan 536.910 orang telah meninggal.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved