Jumat, 3 Oktober 2025

Australia Beli 200 Rudal Jarak Jauh, Antisipasi Pergerakan Tiongkok di Laut China Selatan

Menurut Morrison, Australia pertama-tama akan membeli 200 rudal anti-kapal jarak jauh AGM-158C dari Amerika Serikat (AS) dengan nilai A$ 800 juta.

ist
Rudal AGM 158 

TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Di tengah ketegangan yang meningkat dengan China, Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan Australia sebesar 40% selama 10 tahun ke depan, yang berfokus pada kawasan Indo-Pasifik.

Dalam pidatonya, Rabu (1/7), Morrison mengatakan, Australia akan membelanjakan A$ 270 miliar atau US$ 186,5 miliar selama 10 tahun ke depan untuk mendapatkan kemampuan serangan jarak jauh di udara, laut, dan darat.

Melansir Reuters, Morrison menyebutkan, Australia juga akan mengalihkan fokus militernya ke kawasan Indo-Pasifik.

Baca: Bocoran Intelijen, China dalam Posisi Siap Siaga untuk Perang, Semua Lini Dikerahkan

“Kami ingin Indo-Pasifik bebas dari paksaan dan hegemoni. Kami menginginkan sebuah wilayah di mana semua negara, besar dan kecil, bisa terlibat secara bebas satu sama lain dan dipandu oleh aturan dan norma internasional,” kata Morrison.

Menurut Morrison, Australia pertama-tama akan membeli 200 rudal anti-kapal jarak jauh AGM-158C dari Amerika Serikat (AS) dengan nilai A$ 800 juta. 

Kabarnya, rudal tersebut untuk melengkapi persenjataan pesawat tempur 24 F/A-18F Super Hornet milik Angkatan Udara Australia.

Rudal canggih ini mampu menghantam sasaran yang berada sejauh 560 kilometer.

rudal
rudal (ist)

Setelah ditembakkan, rudal akan terbang menuju sasarannya di ketinggian menengah kemudian turun ke ketinggian rendah (sea skimming) untuk pendekatan pencarian guna melawan pertahanan rudal anti kapal.

Selain itu, Negeri kanguru juga akan mengembangkan rudal hipersonik yang bisa terbang setidaknya lima kali kecepatan suara.

Baca: India Borong Rudal Buatan Israel untuk Hancurkan Bunker yang Dibangun China di Perbatasan

Ketegangan atas klaim teritorial meningkat di seluruh wilayah Indo-Pasifik

"Ketegangan atas klaim teritorial meningkat di seluruh wilayah Indo-Pasifik, seperti yang kita lihat baru-baru ini di perbatasan yang disengketakan antara India dan China, di Laut China Selatan, dan di Laut China Timur," ujar Morrison. 

"Risiko salah perhitungan dan bahkan konflik meningkat," tambahnya.

Meskipun Morrison tidak menyebut nama China, sikap Australia terhadap Indo-Pasifik merupakan sinyal bahwa Canberra berniat lebih tegas dalam berurusan dengan Beijing dan mengurangi ketergantungan pada AS.

"China adalah gajah tak terucapkan di ruangan itu (saat pidato Morrison)," kata Sam Roggeveen, Direktur Program Keamanan Internasional Lowy Institute yang berbasis di Sydney, kepada Reuters.

"Meskipun benar kita fokus pada wilayah kita, tetapi membeli rudal jarak jauh, terutama untuk target di darat, bisa mengundang tanggapan dari Beijing," ujar dia.

Baca: Rusia Percepat Pengiriman Sistem Pertahanan Rudal untuk India, Ancaman bagi AU China?

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved