Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Flu Babi Jenis Baru G4 Muncul di China, Berpotensi Jadi Pandemi Baru

Seorang ilmuwan di China menemukan virus varian baru G4 EA H1N1 yang berpotensi menjadi pandemi.

Editor: Adi Suhendi
Blantyre Farms
Waspadi Penyakit African Swine Faver dari Tiongkok Masuk Bali 

Terutama demam, batuk, dan bersin.

Dari eksperimen tersebut, diketahui tingkat infeksi virus G4 sangatlah tinggi.

Virus tersebut bereplika dalam sel-sel tubuh manusia dan menimbulkan gejala yang lebih serius dibandingkan
jenis virus flu lainnya.

Tes antibodi juga membuktikan bahwa tidak ada imunitas yang terbentuk dari virus flu biasa (musiman) untuk dapat melawan G4.

Saat para peneliti melakukan tes antibodi terhadap populasi yang memiliki kontak dekat dengan virus tersebut, hasilnya mencengangkan.

Sebanyak 10,4 persen pekerja di penjagalan dan peternakan babi disebut telah terinfeksi.

Tes yang sama juga memprediksi sekitar 4,4 persen populasi China secara keseluruhan telah terinfeksi G4.

Karena itu, mereka mengingatkan berbagai pihak untuk memonitor para pekerja peternakan terutama babi.

“Ini adalah pengingat bahwa kita selalu berisiko tinggi terhadap penyakit zoonosis, terutama yang berasal dari peternakan,” tutur James Wood, Kepala Departemen Pengobatan Hewan di Cambridge University.

Virus ini sangat unik, sebab menjadi gabungan dari beberapa virus sekaligus.

Satu strain mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009, dan
strain H1N1 dari Amerika Utara yang memiliki gen dari virus influenza pada burung, manusia, dan babi.

Penulis utama Sun Honglei dikutip dari Science Mag menjelaskan gen G4 berpotensi mengarah pada penularan dari manusia ke manusia.

Maka, ia menilai perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat.

Meski virus itu bisa berpindah ke manusia, tetapi pada kebanyakan kasus, virus ini tidak menular antar manusia.

Dua kasus infeksi G4 sudah pernah didokumentasikan sebelumnya.

Namun, kedua infeksi itu tidak menular ke manusia lain.

Sehingga, Ahli Biologi Evolusi dari US

National Institutes of Health's Fogarty International Center, Martha Nelson, menganggap potensi virus ini menular antar manusia cukup rendah. (Science Alert/BBC/AFP/wly)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved