Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Filipina Bersiap Hadapi Ledakan Kelahiran Bayi Tahun Depan karena Lockdown Virus Corona

Lockdown yang dimaksudkan untuk mencegah virus corona rupanya dapat berujung kelahiran ekstra 214.000 bayi di Filipina tahun depan.

Tarso SARRAF / AFP
ILUSTRASI - Para profesional kesehatan merawat bayi laki-laki yang baru lahir, lahir dari seorang ibu dengan gejala COVID-19 di Rumah Sakit Kota Melgaco di kota Melgaco, barat daya Pulau Marajo, Brasil, pada 12 Juni 2020 

Jumlah kelahiran menurun setelah itu.

"Ada 1,668 juta kelahiran pada tahun 2018. Dengan demikian, 214.000 kehamilan tambahan yang tidak direncanakan akan mendorong jumlahnya menjadi hampir 1,9 juta pada tahun 2021, yang akan membuatnya menjadi jumlah kelahiran tertinggi di negara ini dalam lebih dari dua dekade," katanya.

Studi menunjukkan bahwa tingkat prevalensi kontrasepsi untuk metode keluarga berencana modern, persentase wanita yang menggunakan metode kontrasepsi kontemporer, diproyeksikan menurun sebesar 2,2 persen.

Ini berarti lebih dari 400.000 wanita diperkirakan keluar dari program keluarga berencana di negara itu.

"Walaupun jumlahnya mengejutkan, ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua orang bahwa ketika pandemi terus berlanjut, keluarga berencana harus tetap menjadi perhatian utama bagi semua orang," kata Perez.

"Tidak hanya bagi mereka yang terlibat langsung dalam pemberian layanan, tetapi juga untuk semua pria dan wanita."

"Perempuan, ibu dan ayah, dan bahkan anak remaja dapat membuat perbedaan dengan melakukan yang terbaik untuk menghindari bertambahnya angkat statistik yang disebutkan di atas."

"Yaitu untuk memastikan bahwa mereka membantu mengurangi insiden kehamilan yang tidak direncanakan."

Selain itu, sementara tindakan karantina telah dilakukan sejak Maret, hanya beberapa fasilitas keluarga berencana yang dibuka.

Untuk memfasilitasi orang-orang dalam program tersebut, Perez mengatakan langkah-langkah darurat untuk keluarga berencana dilakukan.

Langkah itu termasuk pengiriman pil dan kondom selama tiga bulan bagi mereka yang telah mendaftar untuk program keluarga berencana.

Selain itu, ada kekhawatiran yang berkembang atas dampak pandemi COVID-19 pada layanan keluarga berencana secara global.

UNFPA bahkan memperkirakan sebanyak 7 juta kehamilan yang tidak diinginkan dapat terjadi di seluruh dunia karena krisis.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved