Trump Ingin Usir Ribuan Mahasiswa Pascasarjana China yang Belajar di Amerika
Tekad Pompeo itu membuka celah kemungkinan sanksi dan hilangnya perlakuan khusus yang diterima Hong Kong dari Amerika.
Para pejabat belum bisa mengatakan berapa banyak yang akan diusir.
Kemungkinan bahwa proposal itu akan dilaksanakan menarik perhatian para pendidik.
"Kami sangat khawatir tentang seberapa luas kebijakan ini akan diterapkan, dan kami khawatir bisa mengirim pesan bahwa kita tidak lagi menerima mahasiswa dan cendekiawan berbakat dari seluruh dunia," kata Sarah Spreitzer, Direktur Hubungan Pemerintah pada Dewan Pendidikan Amerika.
"Kita tidak punya banyak perincian mengenai bagaimana pemerintah akan mendefinisikan kaitan pada universitas-universitas China, jenis universitas apa yang ditarget pemerintah, apa definisi keterkaitan sebuah universitas dengan militer China ," katanya.
Jika situasinya dibalik dan negara lain memberlakukan pembatasan pada mahasiswa dari universitas AS yang menerima dana Departemen Pertahanan, ia mengatakan kebijakan itu akan berdampak pada berbagai universitas.
Menurut Lembaga Pendidikan Internasional AS, Amerika menampung 133.396 mahasiswa pascasarjana dari China pada tahun akademik 2018-19, dan jumlah tersebut 36,1% dari seluruh mahasiswa pascasarjana internasional.
Secara keseluruhan, ada 369.548 mahasiswa dari China, yang merupakan 33,7% dari seluruh mahasiswa internasional yang menyumbang hampir $ 15 miliar pada ekonomi AS pada 2018.
China mengatakan ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mencabut visa pelajar China adalah "hukuman politik dan diskriminasi ras".
Pada briefing harian di Beijing, 1 Juni 2020, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mendesak AS untuk segera mencabut keputusan itu dan melindungi hak-hak dan minat para mahasiswa China yang sedang belajar di AS.
"Kami mendesak AS untuk segera menghentikan pembatasan dan penindasan mahasiswa China di AS dengan menggunakan berbagai alasan, segera mencabut keputusan yang salah ini, dan menghormati serta melindungi hak dan kepentingan yang sah dari mahasiswa China di Amerika," kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Proposal untuk mencabut visa tersebut tidak secara langsung terkait dengan sengketa Hong Kong, ataupun kecaman AS terhadap China atas penanganan wabah virus corona.
Namun terkait pada berbagai elemen perdagangan dan masalah hak asasi manusia. seperti dikeluhkan pejabat AS terkait kegiatan mata-mata industri China dan perlakuan buruk terhadap pembangkang, agama dan etnis minoritas.
Namun waktu pengumuman itu terjadi pada saat retorika semakin memanas mengenai pemberlakuan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong yang melanggar perjanjian China-Inggris.
Proposal pembatalan visa itu pertama kali mulai dibahas tahun lalu ketika pemerintah mengambil langkah mewajibkan para diplomat China yang berbasis di Amerika untuk melaporkan perjalanan domestik dan pertemuan mereka dengan para ilmuwan dan akademisi Amerika.
Ketika itu para pejabat AS mengatakan langkah tersebut adalah tindakan timbal balik sesuai dengan pembatasan yang dihadapi para diplomat Amerika di China.