Minggu, 5 Oktober 2025

Penjelasan Facebook Kenapa Hapus Puluhan Iklan Kampanye Donald Trump

Facebook pada Kamis (18/6/2020) lalu mengatakan pihaknya menurunkan postingan dan iklan kampanye Presiden AS, Donald Trump.

Penulis: Ika Nur Cahyani
https://twitter.com/realDonaldTrump
Presiden Donald Trump (Twitter.com/realDonaldTrump) 

TRIBUNNEWS.COM - Facebook pada Kamis (18/6/2020) lalu mengatakan pihaknya menurunkan postingan dan iklan kampanye Presiden AS, Donald Trump.

Facebook menilai postingan Trump itu melanggar kebijakan pesan bernada kebencian yang terorganisir.

Iklan itu memperlihatkan segitiga terbalik berwarna merah.

Dikutip dari Reuters, itu merupakan sebuah simbol yang digunakan Nazi untuk mengindentifikasi tahanan politik. 

Iklan kampanye itu disertai keterangan yang mengajak untuk menandatangani petisi melawan Antifa, gerakan anti-fasis yang tidak terorganisir.

Baca: Hubungan Korea Utara-Korea Selatan Makin Panas, Menteri Unifikasi Korsel Mengundurkan Diri

Baca: Rahasia Donald Trump Diungkap Mantan Pejabat, Xi Jinping, Uighur hingga Digosipin Staf Gedung Putih

Presiden AS Donald Trump dikawal ketat Secret Service dan polisi ketika berjalan kaki di sekitar gedung putih.
Presiden AS Donald Trump dikawal ketat Secret Service dan polisi ketika berjalan kaki di sekitar gedung putih. (AFP)

Presiden Trump dan Jaksa Agung William Barr sudah berulang kali menunjuk Antifa sebagai provokator protes anti-rasisme nasional beberapa pekan lalu.

Namun keduanya menuduh kelompok Antifa dengan hanya sedikit bukti-bukti.

"Kebijakan kami melarang penggunaan simbol kelompok kebencian yang dilarang untuk mengidentifikasi tahanan politik tanpa konteks yang mengutuk atau membahas simbol itu," kata juru bicara perusahaan Facebook.

Simbol segitiga merah itu tersebar di Facebook dan dibagikan oleh fanpage milik Donald Trump dan Wapres, Mike Pence.

Simbol juga tersebar di iklan-iklan kampanye serta postingan di fanpage 'Team Trump'.

"Entah sadar akan sejarah atau makna, bagi kampanye Trump menggunakan simbol, simbol yang praktis identik dengan yang digunakan oleh rezim Nazi untuk mengklasifikasikan tahanan politik di kamp konsentrasi, untuk menyerang lawan-lawannya adalah ofensif dan sangat meresahkan," ujar CEO Anti-Defamation League (ADL), Jonathan Greenblatt.

Di sisi lain, tim kampanye Trump berdalih bahwa simbol itu adalah untuk gerakan lawan Antifa.

"Segitiga merah terbalik adalah simbol yang digunakan oleh Antifa, jadi itu dimasukkan dalam iklan tentang Antifa," kata juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh.

Baca: Duduk Perkara Korut Ledakkan Kantor Penghubung di Kaesong Menurut Ahli, Merasa Dikhianati Trump

Baca: Buntut Tewasnya George Floyd, Donald Trump Larang Piting Leher di Amerika: Kecuali Ancam Nyawa

Presiden AS Donald Trump berjalan melewati tembok yang dicoret-coret pendemo ketika menuju Gereja Episkopal St John's yang lokasinya tak jauh dari Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump berjalan melewati tembok yang dicoret-coret pendemo ketika menuju Gereja Episkopal St John's yang lokasinya tak jauh dari Gedung Putih. (AFP)

Dia juga menilai bahwa Facebook sebenarnya juga memiliki simbol segitiga terbalik semacam ini.

Menurutnya perusahaan milik Mark Zuckerberg ini hanya menargetkan iklan milik kampanye Trump saja.

"Gambar itu juga tidak termasuk dalam basis data simbol kebencian Anti-Defamation League," tambah Tim.

Sementara itu, seorang juru bicara ADL mengatakan simbol segitiga di dalam basis datanya bukan salah satu dari simbol sejarah Nazi.

Menurutnya itu merupakan simbol yang biasa digunakan ekstrimis modern dan supremasi kulit putih di Amerika Serikat.

Dia juga mengatakan bahwa ada beberapa antifa yang menggunakan segitiga merah, tetapi itu bukan simbol yang umum digunakan oleh kelompok itu.

Menurut Reuters, ada 88 iklan Trump yang menggunakan simbol segitiga itu dan tersebar di tiga fanpage Facebook.

Baca: Mantan Penasihat Gedung Putih Ungkap Donald Trump Kongkalikong dengan Xi Jinping Agar Menang Pilpres

Baca: Kasus Baru Positif Covid-19 Meningkat, Donald Trump Pastikan Amerika Tidak Akan Lockdown Lagi

Sejumlah Polisi menahan pengunjuk rasa dalam aksi demonstrasi Black Lives Matter di luar Kantor Polisi Distrik Empat, Boston, Massachusetts, Sabtu (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/JOSEPH PREZIOSO
Sejumlah Polisi menahan pengunjuk rasa dalam aksi demonstrasi Black Lives Matter di luar Kantor Polisi Distrik Empat, Boston, Massachusetts, Sabtu (29/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/JOSEPH PREZIOSO (AFP/JOSEPH PREZIOSO)

Iklan dari halaman Trump telah memperoleh setidaknya 800.000 tayangan, menurut Facebook.

Ditanya tentang penghapusan iklan saat sidang Komite Intelijen DPR AS pada Kamis, Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher mengatakan perusahaan akan konsisten mengambil tindakan yang sama jika simbol tersebut muncul di tempat lain di platform.

Facebook sebelumnya telah menghapus iklan kampanye Trump, termasuk yang melanggar kebijakan perusahaan terhadap informasi yang salah tentang sensus pemerintah.

Sebelumnya iklan kampanye Trump 'Stop Antifa' juga menuai kontroversi di platform Twitter.

Sama halnya dengan Facebook, netizen di Twitter menilai Trump mengutip simbol yang tidak tepat.

"Kami tidak ada hubungannya dengan itu," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere, merujuk masalah iklan dari tim kampanye Trump, dikutip dari VOA

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved