Selasa, 30 September 2025

China Bebaskan 10 Tentara India Setelah Bentrokan yang Tewaskan 20 Orang di Ladakh

China membebaskan 10 tentara India yang sempat ditangkap ketika terjadi bentrokan mematikan antara kedua belah pihak, Senin (15/6/2020).

Editor: Adi Suhendi
AFP/Tauseef Mustafa
Tentara India siaga di perbatasan dengan China. 

Selama ini, India dan Cina tidak pernah baku tembak di perbatasan sejak 1967.

India sudah mengadakan pemakaman 20 tentaranya yang meninggal dalam bentrokan fisik dengan militer China di perbatasan Senin (15/6/2020) lalu.

Baca: Mengukur Kekuatan Militer India dan China dalam Konflik Perbatasan, India Dianggap Berpengalaman

Upacara pemakaman Kamis (18/6/2020), berlangsung di tengah dua pimpinan negara sedang mencari jalan keluar untuk menghindari terulangnya bentrokan.

Pasukan India pun masih tetap siaga di lembah Galwan di wilayah Ladakh di Barat Himalaya tiga hari setelah bentrokan terjadi.

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar membahas mengenai persoalan ini bersama diplomat senior China, Wang Yi pada Rabu (17/6/2020) waktu setempat.

Hasilnya, dua belah pihak sepakat untuk tidak mengambil langkah apapun yang bisa semakin meningkatkan ketegangan.

India dan China sepakat untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di perbatasan.

Seorang pejabat India mengatakan perwira senior dari kedua belah pihak sedang mengadakan pembicaraan pada Kamis (18/6/2020) untuk meredakan ketegangan.

Baca: Antisipasi Memanasnya China-India dan di Laut China Selatan, TNI AL Siagakan Kapal Perang

"Pembicaraan itu sedang berlangsung," kata pejabat itu, seperti dilansir Reuters.

Meskipun terjalin pembicaraan, Jaishankar dan Wang Yi saling menyalahkan atas bentrokanyang terjadi di perbatasan yang tercatat. paling mematikan sejak 1967.

Dua pejabat sama-sama menyerukan masing-masing untuk mengendalikan pasukan.

"Butuh waktu pihak China untuk menilai kembali tindakannya dan mengambil tindakan korektif," demikian Kementerian Luar Negeri India mengutip pernyataan Jaishankar yang diberitahu Wang.

Sementara diplomat China mengatakan India harus menghukum mereka yang bertanggung jawab atas konflik itu dan mengendalikan pasukan di garis depan, kata Kementerian Luar Negeri China.

Kelompok nasionalis garis keras yang memiliki ikatan dengan Partai Bharatiya Janata milik Perdana Menteri Narendra Modi telah meningkatkan seruan untuk memboikot barang-barang dan membatalkan kontrak dengan perusahaan China.

Lebih 40 Pasukan China Jadi Korban

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan