Sabtu, 4 Oktober 2025

Media Korea Utara Ejek Korea Selatan setelah Kim Yo Jong Kritik Hubungan Korea Selatan-AS

Korea Utara menyebut sikap Korea Selatan seperti 'anjing kampung' dalam sebuah berita dari media pemerintah Korut.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Yonhap via Korea Herald / AFP
Kepulan asap dari ledakan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong (kiri) dan Kim Yo Jong (kanan) - Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam Korea Selatan. Pada Selasa (16/6/2020), Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menyebut sikap Korea Selatan seperti 'anjing kampung' dalam sebuah berita dari media pemerintah Korut.

Sembari mengejek Korea Selatan, laporan itu bercerita tentang keputusan rezim untuk meledakkan kantor komunikasi antar Korea.

Sontak sebutan ini semakin meningkatkan ketegangan antar Korea Selatan dan Korea Utara.

Dikutip dari The Guardian, sebuah komentar dari media pemerintah Korut, KCNA menyinggung Kementerian Pertahanan Korea Selatan. 

Media itu menyebut kementerian hanya membual, menggertak, dan memicu suasana konfrontatif.

Media tersebut juga mengatakan pemboman pada kantor komunikasi antar Korea adalah awal dari 'bencana' dalam hubungan Korut-Korsel.

Baca: Lebih Vokal Ancam Korea Selatan, Kim Yo Jong Diyakini Ingin Perkuat Posisi dan Pencapaian

Baca: 3 Hari Setelah Adik Kim Jong Un Ancam Korsel, Korut Ledakkan Kantor Penghubung di Kaesong

Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019.
Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019. (AFP/POOL/JORGE SILVA)

Sejalan dengan komentar pedas media Korea Utara, Kim Yo Jong juga terus melancarkan serangan verbal kepada Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Adik Kim Jong Un ini mengatakan bahwa Kesepakatan Korea telah gagal karena Presiden Moon berafiliasi dengan AS.

"(Presiden Moon) telah menempatkan lehernya dalam jerat pro-AS," kata Kim Yo Jong.

Serangan dalam kata-kata itu terjadi di saat Pyongyang berjanji akan mengirim tentara ke daerah perbatasan Korea Selatan.

Pihak Korea Utara mengklaim terpaksa melakukan ini karena Korsel gagal menindak para pembelot yang tinggal di Selatan.

Diketahui para pembelot itu terus mengirim balon-balon propaganda berisi uang dolar AS hingga drama Korea Selatan.

Penugasan militer ke resor Gunung Kumgang di pantai timur dan kompleks industri Kesong akan menandai rusaknya perjanjian antar Korea untuk mengurangi konflik.

Perjanjian itu dirancang untuk memperkecil potensi konflik di zona demiliterisasi yang membagi kedua negara sejak Perang Korea 1950 silam.

Seorang juru bicara staf umum Tentara Rakyat Korea Utara mengatakan pasukan akan dikirim untuk melanjutkan semua jenis latihan militer reguler di kedua lokasi.

Baca: Trump Teken Perintah Eksekutif Reformasi Kepolisian AS

Baca: Diancam Kim Yo Jong, Korea Selatan Berjanji Hentikan Aksi Penyebaran Propaganda di Perbatasan

Kedua lokasi itu telah ditutup sejak beberapa tahun silam dan pernah menjadi simbol persatuan antar Korea.

Militer Korut juga dikabarkan akan melanjutkan latihan militer dan membangun kembali pos jaga di perbatasan.

Selain itu mereka akan mencoba mengirim selebaran propaganda melintasi perbatasan Korea Selatan.

Langkah-langkah itu secara efektif akan membatalkan deklarasi Panmunjom yang ditandatangani Kim Jong Un dan Moon pada September 2018.

Dimana kedua pemimpin Korea itu berjanji akan menghentikan semua tindakan permusuhan di area tersebut.

Menanggapi ancaman dari Korut, Presiden Moon pada Rabu (17/6/2020) mengatakan pihaknya tidak akan mentolerir provokasi Korea Utara.

Belum jelas apa yang akan dilakukan Seoul setelah pernyataan tersebut.

Pada Selasa (16/6/2020) KCNA mengabarkan penghancuran kantor komunikasi antar Korea dengan dalih geram atas perbuatan para pembelot di Korea Selatan.

Baca: Korut Hancurkan Kantor Penghubung Dengan Korsel, Sekjen PBB Serukan Dua Korea Berdialog

Baca: Memanas, Militer Korea Utara Bersiap Ubah Zona Demiliterisasi Jadi Benteng Pertahanan Hadapi Korsel

Peta Semenanjung Korea (kiri) dan kepulan asap dari ledakan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong (kanan) - Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam Korea Selatan. Pada Selasa (16/6/2020), Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong.
Peta Semenanjung Korea (kiri) dan kepulan asap dari ledakan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong (kanan) - Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam Korea Selatan. Pada Selasa (16/6/2020), Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong. (AFP / Yonhap via Korea Herald)

Menanggapi penghancuran bangunan itu, juru bicara departemen luar negeri AS mengatakan Washington sepenuhnya mendukung upaya Seoul terhadap hubungan dengan Pyongyang.

AS juga mendesak Pyongyang untuk menahan diri dari tindakan kontraproduktif lebih lanjut.

Selain itu Uni Eropa juga mengutuk tindakan Korut meledakkan gedung komunikasi dan menilainya sebagai tindakan yang tidak bisa diterima.

Kim Yo Jong menolak tawaran Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus ke Pyongyang dalam upaya untuk meredakan situasi.

KCNA mengatakan Kim Yo Jong menilai tawaran itu tidak bijaksana dan seram.

"(Moon) sangat suka mengirim utusan khusus untuk 'mengatasi krisis' dan sering mengajukan tawaran tidak masuk akal, tetapi dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan lagi bekerja pada kita," kata KCNA mengutip ucapan Kim Yo Jong.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved