Kamis, 2 Oktober 2025

4 Pria di Uganda Ditangkap karena Bunuh Gorila, Pemimpin Kawanan Itu Mati karena Kerusakan Organ

Otoritas margasatwa Uganda menangkap empat pria yang terlibat dalam pembunuhan gorila jantan milik Taman Nasional Bwindi Impenetrable.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
Twitter @ugwildlife
Empat Pria di Uganda Ditangkap karena Bunuh Gorilla 

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas margasatwa Uganda menangkap empat pria yang terlibat dalam pembunuhan gorila jantan milik Taman Nasional Bwindi Impenetrable.

Diketahui, gorila yang bernasib malang itu berusia 25 tahun.

Dia merupakan gorila jantan pemimpin kelompoknya di dalam taman nasional.

Gorila silverblack bernama Rafiki ditemukan terbunuh setelah hilang pada 1 Juni lalu, dikutip dari Al Jazeera

Tubuhnya ditemukan sehari setelah dia menghilang.

Salah satu pria yang ditangkap ditemukan sedang membawa daging babi liar, tali, jerat kawat, dan tombak.

Menurut Otoritas Margawatwa Uganda (UWA) pada Jumat (12/6/2020), pria pembunuh itu mengaku menyerang gorila dengan maksud membela diri.

Dia mengklaim gorila tersebut menyerang dia dan teman-temannya ketika berburu.

UWA mengatakan keempat orang itu sudah diamankan dengan berbagai barang bukti.

"Setelah sebuah laporan postmortem mengungkapkan bahwa Silverback mengalami cedera oleh alat tajam atau benda yang menembus bagian kiri atas perut hingga ke organ-organ internal," demikian bunyi pernyataan UWA.

Rafiki adalah ketua kelompok gorila beranggotakan 17 gorila lainnya bernama Nkuringo.

Taman Nasional Bwindi Impenetrable merupakan sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO dekat perbatasan Uganda dengan Republik Demokratik Kongo.

Taman berbasis hutan hujan tropis seluas 320 kilometer persegi, yang merupakan rumah bagi primata, gajah, antelop, dan satwa liar lainnya.

Baca: Pertama Kalinya dalam Sejarah, Kepala Angkatan Udara AS Dijabat Pria Afrika-Amerika

Baca: Unggah Video Saat Plesiran ke Afrika Selatan, Maia Estianty Pamer Santap Daging Impala Bareng Suami

Pandemi corona atau Covid-19 tidak hanya membunuh manusia, tapi nyatanya satwa liar juga terkena dampaknya.
Pandemi corona atau Covid-19 tidak hanya membunuh manusia, tapi nyatanya satwa liar juga terkena dampaknya. (Instagram @rhino911npo)

Di hari-hari biasa, taman ini banyak menarik wisatawan yang ingin melihat kawanan 400 gorila gunung di sana.

Ratusan gorila yang hidup di dalam taman nasional tersebut setidaknya memenuhi setengah dari populasi dunia.

Namun pengunjung turun drastis sejak pandemi corona melanda.

Alhasil populasi satwa lokal dan upaya konservasi gajah tersendat dana dalam pelaksanaannya.

Sejatinya perburuan hewan liar merajalela di taman nasional Uganda.

Polisi hutan sering mengumumkan penemuan produk satwa liar yang diperoleh secara ilegal.

Barang-barang itu meliputi gading gajah, tanduk badak, dan sisik pangolin.

Baca: Donald Trump Dikecam karena Ingin Rapat di Lokasi Pembantaian Orang Afrika-Amerika di Era 1921

Baca: VIDEO Gerebek Rumah Aubameyang, Satu yang Penting di Lemari Es: Cabe Afrika

Perburuan makin masif terjadi sejak pandemi corona karena berkurangnya kegiatan manusia di dalam taman nasional.

Uganda merupakan negara di Afrika Timur yang cukup banyak mengantongi kasus Covid-19.

Menurut catatan Worldometers pada Jumat (13/6/2020), Uganda memiliki 686 kasus infeksi corona.

Kabar baiknya tidak ada korban jiwa karena virus di negara ini.

Adapun 161 pasien telah sembuh dari penyakit Covid-19.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved