Meski Dilarang, Aktivis Hong Kong Gelar Peringatan Pembantaian Tiananmen
Aktivis senior Hong Kong, Lee Cheuk Yan menilai larangan memperingati Pembantaian Tiananmen adalah upaya Carrie Lam menunjukkan kesetiaan…
Hari-hari ini otoritas keamanan Cina terkesan menggandakan jumlah aparat yang berjaga di Lapangan Tiananmen di Beijing, lapor Reuters. Lapangan yang menjadi saksi pembantaian terhadap demonstran pro-demokrasi di Beijing, Cina, pada 1989 itu kini menjadi salah satu obyek wisata paling populer di ibu kota Cina.
Di Hong Kong, peringatan pembantaian Tiananmen 1989 selalu berlangsung pada 4 Juni di Lapangan Viktoria, sejak tiga dekade lalu. Namun kali ini Kepolisian Hong Kong melarang peringatan pembantaian Tiananmen dengan dalih pengendalian wabah.
Kali ini peringatan jatuh di masa-masa pelik, ketika Beijing sedang memperketat kontrolnya atas wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.
Agar tetap bisa mengenang tragedi Tiananmen, aktivis pro-demokrasi Hong Kong mengimbau warga “menyalakan lilin di manapun“ pada jam delapan malam waktu setempat. Mereka yang takut keluar diminta ikut meramaikan tagar #6431truth yang merujuk pada tanggal peringatan Tiananmen.
Tidak heran, dalam wawancara dengan reporter DW William Yang, aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lee Cheuk-Yan, mengatakan larangan yang dikeluarkan otoritas Hong Kong dibuat untuk memuaskan sikap otoriter pemerintah di Beijing.
Menurutnya alasan yang dikeluarkan kepolisian Hong Kong buat melarang peringatan Tiananmen adalah “absurd.”
Inilah kutipan wawancaranya:
DW: Apakah Anda mempercayai dalih pengendalian wabah yang digunakan otoritas Hong Kong buat melarang peringatan Tiananmen?
Lee Cheuk-Yan: Peringatan ini melambangkan “satu negara, dua sistem” dan mewakili hak warga Hong Kong mengecam tindak brutal Partai Komunis Cina pada pembantaian Tiananmen 1989.
Pemerintah Cina baru-baru ini meloloskan Undang-undang Keamanan Nasional untuk Hong Kong. Saya kira larangan terhadap peringatan Tiananmen adalah sebuah manuver politik dari Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang ingin menunjukkan kesetiaannya kepada Beijing.
Pada saat yang sama, larangan keluar rumah sebagai bagian dari protokol wabah juga memudahkan otoritas Hong Kong melarang peringatan. Ini adalah alasan yang sempurna buat mereka.
Tapi dalihnya tetap saja absurd. Sekolah sudah dibuka dan bisnis kembali beroperasi. Tapi pemerintah bersikeras melarang semua bentuk perkumpulan di ruang publik, termasuk demonstrasi menentang UU Keamanan Nasional.
Dengan melarang peringatan, otoritas ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Hong Kong sekarang memiliki “satu negara, satu sistem.” Warga kehilangan kebebasan yang mereka nikmati selama tiga dekade terakhir.
Apakah peringatannya akan kembali diizinkan tahun depan?