Lebaran 2020
Kisah Mahasiswi Indonesia Lebaran di Belanda, Berburu Masakan Khas Indonesia untuk Obati Rindu
Mahasiswi asal Indonesia merayakan Lebaran di Belanda dengan berburu masakan khas Indonesia untuk mengobati kerinduannya pada tanah air.
TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswi Program Studi Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB), Fauzulin Kumala Zelda, membagikan kisahnya merayakan Lebaran di Negeri Kincir Angin.
Saat ini, mahasiswi yang akrab disapa Ulin itu tengah melaksanakan magang di Belanda untuk mengambil data penelitian skripsinya.
Karena periode magangnya baru berakhir pada Juni 2020 mendatang, ia pun merayakan Lebaran di sana.
Menurut Ulin, ini adalah kali pertama dirinya merayakan Hari Raya Idul Fitri di negeri orang dan jauh dari keluarga.
Baca: Cerita Mahasiswi Indonesia yang Rayakan Lebaran di Jerman: Tahun Ini Jauh Lebih Sepi dari Biasanya

Untuk memupus rasa sepinya serta mengobati kerinduan pada tanah air, ia bersama temannya yang juga berasal dari Indonesia pun memutuskan berburu makanan khas Indonesia di Belanda.
"Jadi kita jalan-jalan ke kota sebelah, jadi aku ini di Heerhugowaard terus sebelah aku ada kota bagus namanya Alkmaar terus kita ajak satu teman yang trainee juga dari Amerika, kita ajak buat makan masakan Indonesia karena di sana ada restoran Indo gitu, jadi kita makan bareng-bareng," ungkapnya pada Tribunnews.com saat diwawancarai melalui Zoom, Senin (25/5/2020).
Ulin menyebutkan, ia dan teman-temannya memesan sejumlah masakan Indonesia seperti rica-rica daging sapi, rendang, risoles, dan sebagainya.

Sayangnya, Ulin mengaku tak menemukan masakan opor di sana.
Ia pun menceritakan mengenai rekannya yang berasal dari Amerika.
Menurut Ulin, rekannya tersebut turut memesan masakan Indonesia dan ia begitu menyukai perkedel.
"Kemarin aku beli daging sapi rica, rendang, risoles, aku paksa teman aku yang Amerika itu beli rendang juga, rendang daging, semur daging, terus dia makan perkedel juga, karena dia suka, pernah aku masakin perkedel."
"(Tapi) kurang opor," kata Ulin.

Ulin mengaku, ia dan teman-temannya sengaja mencari waktu untuk berjalan-jalan supaya tak merasa kesepian berlebaran di Belanda.
Selain itu, Ulin mengatakan, saat ini Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda sedang tidak mengadakan acara apapun karena adanya pandemi corona (Covid-19).
Oleh karenanya, ia dan mahasiwa IPB lainnya memilih untuk menikmati makan bersama untuk tetap dapat merasakan perayaan Lebaran.
"Jujur agak kurang berasa (Lebaran) karena corona, jadi KBRI gak ada acara apa-apa tapi ada khutbah lewat Zoom dan YouTube gitu," cerita Ulin.
"Cuman, karena di sini ada temen orang Indonesia juga, sama-sama dari IPB melaksanakan magang jadi bikin acara sendiri," sambungnya.
Baca: Cerita Anak Perantau Tak Bisa Mudik, Lebaran di Kontrakan Hingga Numpang Makan Ketupat
Ulin menjelaskan, saat ini peraturan terkait masa pandemi Covid-19 di Belanda sudah mulai dilonggarkan.
Awalnya, menurut Ulin, setiap rumah hanya boleh ada satu orang saja yang keluar.
Ulin mengatakan, mulai 1 Juni 2020 mendatang, museum-museum di Belanda sudah boleh dibuka kembali.
"Kalau awalnya tuh kalau untuk belanja cuma ada supermarket yang buka dan untuk setiap rumah itu cuma boleh satu doang yang keluar."
"Cuman semakin ke sini itu grafik corona di Belanda sudah menurun jadi peraturannya udah diperlonggar, bahkan mulai 1 Juni itu kayak museum-museum udah dibuka," terangnya.
"Paling peraturannya sekarang kalau naik transportasi umum, kalau kita gak bisa menjaga jarak 1,5 meter antar orang kita harus pakai masker," tambah Ulin.
Kisah Mahasiswi Indonesia Merayakan Lebaran di Jerman
Sebelumnya, Warga Negara Indonesia yang saat ini kuliah di Jerman, Falasifah Ajizah, juga membagikan kisahnya merayakan Lebaran di Jerman.
Ajizah mengatakan suasana Lebaran di Jerman pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Ajizah yang mengaku sudah empat kali merayakan Lebaran di Wismar, Jerman mengatakan suasana Lebaran di Jerman pada tahun ini jauh lebih sepi dari biasanya.
"Sepi sih, dibanding tahun kemarin emang lebih sepi."
"Kalau dibandingin (hari-hari) biasa, ini kayak gak berasa lebaran," kata Ajizah saat diwawancara Tribunnews.com melalui Zoom, Minggu (24/5/2020).

Ajizah mengatakan, di tahun sebelumnya, ia masih bisa menjalankan ibadah Salat Idul Fitri berjamaah.
Akan tetapi, di tahun ini tidak digelar Salat Idul Fitri berjamaah.
Menurutnya, hal ini juga membuat suasana Idul Fitri menjadi sangat sepi.
Ajizah menceritakan, biasanya ia menjalankan Salat Idul Fitri berjamaah di Apartement Student.
"Tahun kemarin itu, jadi aku di Apartement Student, di sini kayak ada sport hall itu biasanya kita salat bareng di situ," ungkap Ajizah.
"Ada imamnya tapi bukan dari Jerman, kadang dari Turki, Afganistan, kita salat bareng di situ," sambungnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)