Virus Corona
Reaksi China Disebut Lakukan Pembunuhan Massal Lewat Covid-19 oleh Donald Trump
Juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian menekankan negaranya sudah berusaha bersikap jujur
Pihak Gedung Putih sendiri tanpa memberikan bukti mengatakan virus corona berasal dari sebuah laborotarium dan secara tidak sengaja menyebar.
Selain berulang kali memberikan ancaman terhadap saingan perekonomian nomor satunya itu, Trump juga mengancam akan memotong pendanaan kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Baca: Yakin Dapat Obati Covid-19, Donald Trump Minum Obat Malaria Setiap Hari
Ancaman tersebut karena dia menganggap badan internasional itu telah bekerja sama dengan China dalam menyembunyikan wabah.
Keretakan hubungan diplomatik dengan cepat terbuka setelah Trump merayakan gencatan senjata dalam perang dagangnya dengan China dan muncul setelah berbulan-bulan melakukan pujian untuk Presiden China, Xi Jinping.
Kebohongan AS

Baca: Brasil Catat Rekor Harian Tertinggi Kasus Infeksi Virus Corona, 19 Ribu Kasus Baru dalam 24 Jam
Meski begitu, ketegangan juga pernah merebak di China di mana juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian memicu amarah Washington dengan mempromosikan teori konspirasi yang mengatakan bahwa virus corona sebenarnya adalah virus yang dibawa pertama kali oleh tentara AS ke China.
Zhao pada Rabu menyoroti apa yang disebutnya sebagai 'kesalahan dan celah AS, kebohongan dan rumor-rumor AS."
"AS tampaknya telah lupa bahwa di masa lalu, para pemimpin AS telah berulang kali dan secara terbuka memuji kerja anti-Epidemi China," kata Zhao.
Zhao menyalahkan para politisi AS "yang ingin mengubah kesalahan tetapi tidak bisa menghilangkannya."
Sementara itu, selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Xi menekankan bahwa China menentang tindakan yang mengganggu kerja sama anti-epidemi internasional dan membahayakan upaya dunia terutama bagi negara berkembang untuk melawan pandemi virus corona.
Hal itu dilaporkan oleh kantor berita negara Xinhua.
"China bersedia untuk terus bekerja dengan komunitas internasional, termasuk Bangladesh, untuk mendukung peran kepemimpinan WHO, mempromosikan kerja sama pencegahan dan pengendalian bersama internasional, dan menjaga keamanan kesehatan masyarakat global," kata Xi.
Tetapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada konferensi pers pada Rabu bahwa krisis Covid-19 telah mengakhiri ilusi AS tentang hubungan dekat dengan China.
Dia mengatakan, "kami sangat meremehkan sejauh mana Beijing secara ideologis dan politis berseteru dengan negara-negara bebas."
Pompeo, pejabat terdekat Trump, mengatakan China dipimpin oleh "rezim otoriter yang brutal."
Baca: Ekonomi Indonesia Makin Loyo Dihajar Corona, BKPM Siapkan Kemudahan Perizinan Investasi
"Tanggapan Partai Komunis China terhadap wabah Covid-19 di Wuhan telah mempercepat pemahaman kami yang lebih realistis tentang Komunis China," kata Pompeo.
"Hari ini, ketika kita semua duduk di sini pagi ini, Beijing terus menolak akses penyelidik ke fasilitas-fasilitas yang relevan, menahan sampel virus hidup, untuk menyensor diskusi tentang pandemi di China dan (masih) banyak lagi."