Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

China Marah-marah Setelah Indonesia dan 61 Negara Desak Penyelidikan Virus Corona

Virginie Battu-Henriksson, juru bicara Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, mengatakan, pihaknya fokus untuk mencapai konsensus penyelidikan tersebut.

Editor: Choirul Arifin
EPA-Efe/STR
Tim medis memeriksa pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, 26 Januari 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Sebuah koalisi yang terdiri dari 62 negara termasuk Indonesia mendorong penyelidikan independen terhadap wabah virus corona baru, menjelang pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) pada Senin (18/5/2020) di Jenewa, Swiss.

Melansir ABC, Australia adalah negara pertama yang meminta penyelidikan independen tentang bagaimana wabah virus corona bisa menyebar. Dan, WHA adalah badan pengambil keputusan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Itu mengundang kecaman keras dari Beijing, yang menuduh Australia melancarkan serangan politik terhadap China. Tetapi, dukungan internasional untuk ide tersebut terus berkembang.

Australia sekarang telah mengayunkan senjata diplomatiknya di belakang Uni Eropa, yang juga telah mendesak penyelidikan tersebut sambil mengambil jalur yang lebih berdamai dengan China.

Baca: Doni Monardo Tanggapi Maraknya Tagar #IndonesiaTerserah di Medsos, Begini Pesannya ke Tenaga Medis

Negara-negara Eropa dan Australia telah menggalang dukungan untuk rancangan mosi Uni Eropa yang menyerukan "evaluasi tidak memihak, independen, dan komprehensif" dari "respons kesehatan internasional terkoordinasi WHO untuk Covid-19".

Baca: Lima Perusahaan Minyak Diduga Terlibat Kartel Harga BBM, KPPU Mengaku Kantongi Satu Alat Bukti

Pada Minggu (17/52020) malam, ada 62 negara termasuk Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Turki, Rusia, Afrika Selatan, dan Inggris yang  mendukung mosi ini. 

Tapi, mosi itu tidak secara khusus menyebutkan China atau Kota Wuhan sebagai tempat wabah virus corona bergulir.

Baca: Hikmah Pandemi Corona di Mata Natasha Rizky: Bisa 24 Jam Full Jalani Peran Istri dan Juga Ibu

"Ada dukungan positif untuk peninjauan independen terhadap pandemi untuk membantu dunia mempelajari pelajaran yang diperlukan untuk  kesehatan global," kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne seperti dikutip ABC.

Baca: Garuda Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp 8,5 Triliun, Krakatau Steel Rp 3 Triliun

"Australia dan sejumlah besar negara sedang bersama-sama mensponsori resolusi yang dipimpin Uni Eropa, yang mencakup seruan untuk evaluasi yang tidak memihak, independen, dan komprehensif," ujar dia.

"Ini tentang berkolaborasi untuk melengkapi komunitas internasional guna mencegah atau melawan pandemi berikutnya dengan lebih baik dan menjaga masyarakat kita aman," sebut Payne.

Virginie Battu-Henriksson, juru bicara Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, mengatakan, pihaknya fokus untuk mencapai konsensus penyelidikan tersebut.

"Tentu, kami perlu mendapat dukungan dari semua pemain utama, dan China adalah salah satunya," katanya kepada ABC.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengharapkan, sekitar 120 negara lain anggota WHO mau ikut mendukung penyelidikan tersebut.

Dukungan bisa mereka sampaikan saat sidang WHA yang berlangsung secara pada 18-19 Mei 2020.

Baca: Lebaran, Kendaraan Menuju Rest Area Akan Dibatasi, Istirahat Maksimal 30 Menit

WHA adalah pertemuan tahunan bagi 194 anggota WHO yang berlangsung setiap Mei, sekaligus untuk membuat keputusan tentang kesehatan global.

Baca: Waspadai Titik Rawan Macet di Jalan Tol Menjelang dan Pasca Lebaran, Ini Rinciannya

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved