Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Digerogoti Corona, Pebisnis Tajir Ini akan Jual Saham Virgin Galactic senilai 500 Juta Dolar AS

Vieco 10 bertanggung jawab atas seperlima dari saham miliarder itu dalam bisnis pariwisata antariksa.

Penulis: Fitri Wulandari
CCO
Dollar AS 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

 TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pebisnis tajir Sir Richard Branson akan menjual saham Virgin Galactic senilai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara 405 juta poundsterling untuk membantu menyelamatkan bisnisnya yang lain termasuk Virgin Atlantic.

Ini dilakukan di tengah melesunya bisnis akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Virgin Galactic, perusahaan pariwisata antariksa Amerika yang dimiliki 55 persen sahamnya oleh miliarder satu ini bermaksud menjual 25 juta saham melalui serangkaian transaksi.

Baca: Bisnis Pernikahan di Tengah Pandemi Corona: Virtual Wedding, Makanan dan Suvernir Diantar

Saham-saham itu akan dijual melalui perusahaan yang berbasis di British Virgin Islands, Vieco 10.

Vieco 10 bertanggung jawab atas seperlima dari saham miliarder itu dalam bisnis pariwisata antariksa.

Baca: Hingga Selasa, 89 Ribu Orang Jalani Rapid Test, 3.646 di Antaranya Reaktif Virus Corona

Seperti yang dilaporkan BBC, Virgin Group mengaku akan menggunakan hasil penjualan saham ini untuk mendukung bisnis travel yang merugi karena terdampak corona.

Angka kerugian yang dialami pun disebut belum pernah terjadi sebelumnya.

Industri penerbangan dan pariwisata saat ini memang telah sangat terpengaruh oleh pandemi ini lantaran pemerintah di seluruh dunia memberlakukan kebijakan pembatasan perjalanan demi mencegah penyebaran corona.

Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (13/5/2020), pekan lalu, Virgin Atlantic mengumumkan rencananya untuk memangkas lebih dari 3.000 pekerjaan dan mengakhiri operasinya di Bandara Gatwick.

Penerbangan Virgin Atlantic dari Gatwick harus dihentikan sementara karena jatuhnya permintaan yang disebabkan oleh pandemi ini.

Beberapa rute pun akan dialihkan ke Bandara Heathrow.

Sementara itu maskapai saingannya, British Airways, mengumumkan pada awal bulan ini bahwa mereka berencana untuk mengurangi 12.000 pekerjaan.

Selain itu British Airways juga tengah mempertimbangkan untuk menutup pangkalan Gatwick-nya.

Selanjutnya, sebanyak 15 persen dari kawasan ritel yang digunakan oleh Virgin Holidays akan ditutup pula pada tahun ini.

Biro perjalanan tersebut akan berganti nama menjadi Virgin Atlantic Holidays.

Bulan lalu Virgin Australia mengalami krisis administrasi, meninggalkan Virgin Atlantic terpuruk dalam persoalan kesulitan keuangan yang parah.

Untuk mengatasi hal ini, Virgin Atlantic tidak hanya berupaya mencari investasi darurat, namun juga mengharapkan dana talangan negara untuk membantu perusahaan itu keluar dari situasi sulit saat pembatasan perjalanan masih diberlakukan.

Di sisi lain, Branson pun telah dikritik karena mencari bantuan keuangan dari pembayar pajak karena kekayaan pribadinya yang luas.

Selain itu, ia juga dikritik terkait niatnya menjual saham di Virgin Galactic.

Branson mengatakan bahwa dirinya akan menempatkan resor mewahnya di Necker Island sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari pemerintah Inggris yang diyakini mencapai sekitar 500 juta poundsterling.

Pada Maret lalu, Menteri Keuangan Inggris Kanselir Rishi Sunak telah menuliskan surat yang ditujukan kepada maskapai penerbangan dan bandara, untuk mendesak mereka mencari dana swasta.

Karena pemerintah hanya akan bertindak sebagai 'jalan terakhir' selama krisis ini.

Perlu diketahui, pada April lalu, Branson yang memiliki 51 persen saham Virgin Atlantic menyampaikan penawaran untuk menggadaikan pulau pribadinya di Karibia, di mana ia telah hidup 'bebas pajak' selama 14 tahun terakhir.

Tawaran itu ia lakukan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari pemerintah Inggris demi membantu membangkitkan kembali kerajaan bisnisnya di tengah situasi krisis ekonomi global.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved