Virus Corona
Terjang Wabah demi Kabarkan Peristiwa, Lebih dari 50 Jurnalis Pakistan Terinfeksi Corona
Baru-baru ini, sedikitnya 30 jurnalis di Pakistan wilayah barat daya positif Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, sedikitnya 30 jurnalis di Pakistan wilayah barat daya positif Covid-19.
Penambahan korban corona dari kalangan pers menjadikan totalnya kini lebih dari 50 jurnalis, menurut data pengawas media independen.
Lonjakan infeksi di kalangan pekerja media ini terjadi di tengah kuncian Pakistan.
Menurut data yang dirilis kelompok hak Jaringan Kebebasan pada Senin lalu, ada 54 jurnalis dan pekerja media yang positif corona di seluruh Pakistan.
Dikutip dari Al Jazeera, pihaknya menegaskan pedoman keselamatan bagi wartawan telah diabaikan pihak media.
Baca: 4 Jembatan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Hussaini Hanging Bridge di Pakistan
Baca: 30 WNI Anggota Jamaah Tabligh di Pakistan Positif Covid-19
Sehingga hal ini harus segera ditegakkan demi melindungi para juru media ini.
"Saya berada di kantor dan tubuh saya merasa seperti demam, dan saya merasa sangat pusing," kata Salman Ashraf.
Ashraf merupakan reporter di stasiun televisi lokal, Geo News yang berbasis di Kota Quetta.
Ashraf adalah satu dari jurnalis pertama yang hasil tesnya positif Covid-19.
"Aku menderita demam tinggi, dan badanku sakit semua. Aku tidak bisa berdiri," tambah Ashraf.

Ashraf hanyalah satu dari tujuh orang yang positif corona di biro Geo News, di Quetta.
Data menunjukkan kluster Covid-19 yang serupa terjadi di berbagai media berita dan biro di seluruh negeri.
Kebanyakan para wartawan, staf teknis, dan staf media lainnya yang setiap hari bekerja dalam jarak dekat.
Pekan lalu, jumlah infeksi Covid-19 di negara Asia Selatan ini melonjak cukup tinggi.
Pada Minggu ini saja, Pakistan mencatat 1.476 infeksi tambahan hingga totalnya 30.941.
Sedangkan pada Selasa (12/5/2020), Worldometers mencatat 1.140 infeksi baru dan totalnya kini 32.081.
Ada 706 korban jiwa akibat Covid-19 dan 8.555 pasien yang berhasil pulih.
Baca: 1.000 Lebih Siswa Pakistan Ada di Pusat Virus Corona China, Pemerintah Putuskan Tak Evakuasi
Baca: Mahasiswa di Wuhan Cemas, 1 Mahasiswa Pakistan Diduga Tertular Virus Corona Tinggal Satu Apartemen
Beralih ke keselamatan para jurnalis, sebenarnya pihak perusahaan media telah merilis pedoman jarak sosial untuk pencari berita ini.
Bahkan mereka juga dilengkapi peralatan pelindung ketika melakukan reportase.
Tetapi implementasi di lapangan tidak sesuai pedoman yang ada.
"Kami akan pergi ke lapangan dengan cara yang sama," kata seorang jurnalis di Quetta, dia berbicara dengan syarat anonim karena takut ditindak perusahaan.
"Kami bekerja dengan cara yang sama, di lapangan dan di kantor. Kami menghubungi publik dengan cara yang sama," tambahnya.
Jurnalis itu mengatakan, pedoman sudah ada tetapi tidak ditegakkan atau diikuti oleh banyak wartawan.
Menurutnya, persaingan media di Pakistan sangat ketat.
Ada lebih dari 30 saluran televisi 24 jam saling bersaing untuk mendapat peringkat.
Baca: Pakistan Izinkan Salat Berjamaah di Masjid selama Ramadan, Sejumlah Pihak Ungkap Kekhawatiran
Baca: Pakistan Cabut Batasan Salat Jamaah di Masjid, Wajib Jaga Jarak 2 Meter Demi Hindari Virus Corona
Sementara itu, lusinan surat kabar dan media online turut menyusul media berbasis audio visual itu.
"Perilaku umum yang kita lihat, saya siap secara mental bahwa saya akan mendapatkan virus. Dan saya tidak merasa bisa menyelamatkan diri dari ini," tambah jurnalis anonim itu.
Sementara itu seorang juru kamera stasiun televisi Roze News di kota barat laut Peshawar, Syed Shahzad Kazmi mengaku dia melakukan reportase langsung dari rumah sakit dan pasar umum beberapa hari sebelum jatuh sakit.
"(Perusahaan media) tidak menganggapnya seserius yang seharusnya," kata Kazmi.
"Performa mereka nol di depan ini (dan) mereka tidak melindungi wartawan," tambahnya.
Kazmi dinyatakan positif corona akhir bulan lalu, menghabiskan dua minggu di karantina di rumah sebelum disertifikasi telah pulih oleh otoritas kesehatan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)