Virus Corona
Kepala Institut Virologi Wuhan Buka Suara Soal Tudingan Covid-19 Bocor dari Laboratorium Mereka
Para ilmuwan telah menolak kemungkinan virus corona sebagai buatan manusia. Tetapi banyak teori mengatakan, virus itu secara tidak sengaja bocor
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Kepala Laboratorium Institut Virologi Wuhan (Institute of Virology) menegaskan, lembaga yang dipimpinnya mematuhi seluruh standar keamanan tertinggi dalam menjalankan fasilitas Laboratorium.
Hal ini menyusul tudingan virus corona (Covid-19) berasal dari laboratorium Wuhan.
Kepala Laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, Yuan Zhiming memastikan, fasilitas tersebut menerapkan standar keamanan tertinggi, yakni tingkat empat – yang diberi wewenang untuk melakukan penelitian terhadap patogen paling berbahaya, seperti Ebola, virus Lassa Afrika Barat dan virus demam hemorrhagic Krimea-Kongo.
Baca: Laporan Intelijen: Laboratorium Wuhan Tutup Mendadak Pada Oktober 2019, Dekat Pusat Wabah Corona
Para ilmuwan telah menolak kemungkinan virus corona sebagai buatan manusia.
Tetapi banyak teori mengatakan, virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium dan terus menyebar.
Bahkan Presiden AS Donald Trump mengatakan memiliki bukti untuk mendukung klaim itu.
"Kami telah mengadopsi serangkaian langkah untuk memastikan tidak ada virus dapat bocor dari laboratorium kami," ujar Yuan Zhiming, seperti dilansir media lokal South China Morning Post, Senin (11/5/2020).
Yuan mengatakan laboratorium memiliki sistem manajemen yang ketat, termasuk prosedur penanganan limbah dan bahan menular.
Semua peneliti yang akan melakukan eksperimen di laboratorium harus lulus pemeriksaan kesehatan fisik dan psikologis tahunan.
Mereka juga berlisensi tingkat empat untuk laboratorium.
Baca: Update Corona Indonesia 11 Mei: Tambah 233 Pasien, Total 14.265 Kasus Positif
Semua staf harus mengikuti prosedur keselamatan yang ketat setiap kali mereka memasuki laboratorium. Dan harus menjamin bahwa kondisi fisik mereka normal, termasuk tekanan darah dan suhu tubuh.
Mereka juga harus menandatangani formulir pendaftaran dan menginformasikan ke Pusat Pemantauan setiap kali mereka masuk dan meninggalkan laboratorium.
Yuan juga menjelaskan, tidak ada seorang pun yang diperbolehkan masuk ke Lab sendirian.
Baca: 7 Perfektur di Jepang Cabut Deklarasi Darurat, 20 Lainnya Relaksasi
Minimal lebih dari satu orang harus berada dalam setiap kali eksperimen ketika sedang dilakukan.
Sementara peneliti hanya dapat menghubungi dunia luar melalui pusat pemantauan, ketika sedang berada di dalam fasilitas.
Pakaian pelindung yang mereka kenakan harus didesinfeksi dan kemudian dicuci dengan air bersih setiap kali mereka meninggalkan laboratorium.
Yuan mengatakan laboratorium Wuhan juga menggunakan teknologi tekanan negatif, sehingga udara di dalam laboratorium tidak dapat keluar.
Dia juga mengatakan peralatan laboratorium harus menjalani inspeksi tahunan yang dilakukan oleh lembaga dari pihak ketiga.
Sejauh ini para peneliti di laboratorium telah bekerja siang dan malam dalam menemukan vaksin dan obat untuk Covid-19.
Wakilkepala Wuhan Institute of Virology, Guan Wuxiang mengatakan para peneliti telah mempelajari virus ini sejak 30 Desember lalu, ketika sampel pertama "pneumonia dari sumber tak dikenal" dikirim.
Baca: Sri Mulyani Alokasikan THR untuk PNS Sembari Fokus Tangani Corona
Sejak itu, lebih dari 120 ilmuwan terus bekerja dalam 12 tim yang berbeda untuk mempelajari virus.
Guan mengatakan banyak peneliti tinggal di dalam laboratorium hingga enam jam pada suatu waktu. Mereka tidak dapat makan, minum atau pergi ke toilet.
Sejauh ini lembaga ini telah menguji 6.500 sampel, dan sedang mengembangkan vaksin, yang telah memulai uji klinis.
Guan mengatakan Cina mulai membangun laboratorium Wuhan setelah wabah SARS 2003.
"Memprediksi wabah virus sangat sulit," kata Guan.
" Manusia masih tidak memiliki cukup pemahaman tentang virus yang ada di alam dan aturan terjadinya mereka, pengembangan, penyebaran, dan patogenesis. "
Baca: Sri Mulyani Jelaskan Skenario Hidup Normal Juni 2020 di Tengah Virus Corona
Sebelumnya juga pimpinan Laboratorium virologi Wuhan, sudah menyangkal tuduhan yang dilayangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan beberapa pihak lainnya bahwa mereka telah menciptakan virus corona (COVID-19) yang mematikan.
"Tidak mungkin virus ini berasal dari kami," tegas Yuan Zhiming, pada Sabtu (18/4/2020), seperti dikutip dari New York Post.
Presiden AS Donald Trump mengklaim memiliki bukti virus corona berasal dari laboratorium Wuhan.
Dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Minggu (3/5/2020), mengatakan "bukti besar " mendukung klaim itu.
"Ada sejumlah bukti besar, virus ini berasal dari laboratorium di Wuhan," ujar Pompeo dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, dilansir Reuters, Senin (4/5/2020).
Kemudian Pompeo menolak untuk mengatakan virus itu sengaja dilepaskan oleh laboratorium tersebut.
China Global Times, yang dijalankan oleh Partai Komunis yang berkuasa, merespon pernyataan Pompeo dalam sebuah editorial, pada Minggu (3/5/2020).
Menurut editorial itu, "Pompeo tidak memiliki bukti bahwa virus berasal dari laboratorium di Wuhan dan ia hanya "menggertak."
Editorial itu menilai, kebijakan pemerintahan Trump hanya memainkan perang propaganda.