Virus Corona
Takut Kelaparan, Warga Korea Utara Panik Serbu Toko Sembako, Korban Berjatuhan Akibat Corona
Demikian kata dinas intelijen Korea Selatan dalam sebuah sidang parlemen, Rabu (6/5/2020), di Seoul Kore Selatan.
TRIBUNNEWS.COM, KOREA UTARA - Wabah virus corona kemungkinan menelan banyak korban di Korea Utara.
Diduga alasan itu sehingga pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghindari kegiatan-kegiatan publik.
Dilaporkan juga rakyatnya panik berbelanja (panic buying) banyak kebutuhan sehari-hari akibat wabah corona atau covid-19.
Demikian kata dinas intelijen Korea Selatan dalam sebuah sidang parlemen, Rabu (6/5/2020), di Seoul Kore Selatan.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan laporan media Korea Utara yang menegaskan tidak virus corona di negaranya.
-
Baca: Ini 27 Hal yang Dilarang di Korea Utara, Termasuk Kondom dan Jins, Jangan Coba-coba Melanggarnya
Sejumlah media berita internasional terkini melaporkan, antrean panjang terlihat di banyak toko-toko yang menjual kebutuhan pokok.
Sejumlah rak tampak kosong dan para pemilik toko membatasi belanja para pelanggan mereka.
Situs NK News, yang banyak memberitakan Korea Utara, melaporkan, situasinya persis seperti di negara-negara yang dihantam keras wabah virus corona.
Radio Free Asia melaporkan, harga-harga bahan-bahan kebutuhan pokok melambung karena aksi belanja rakyat Korea Utara.
Meskipun mengambil langkah-langkah karantina keras, Korea Utara bersikeras mengatakan tidak ada kasus penularan virus itu di dalam negeri.
Banyak pakar kesehatan di luar Korea Utara meragukan pengakuan itu dan memperingatkan bahwa wabah penyakit akan sangat menyulitkan negara itu karena sistem layanan kesehatannya yang rapuh.
Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan, dalam sidang dengar keterangan tertutup sebuah komisi parlemen, wabah itu merupakan salah satu alasan mengapa Kim Jong-un jarang tampil di hadapan publik tahun ini, kata Kim Byung Kee, kata seorang legislator yang menghadiri pertemuan dengan dinas intelijen itu.
Kim Jong Un Kembali Tampil di Depan Publik
Hingga Rabu (6/5), Kim Jong-un hanya 17 kali muncul di hadapan publik tahun ini.
Angka itu, kata legislator tersebut, jauh lebih rendah dari angka kemunculannya pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
Menurut NIS, pada periode Januari hingga April, sejak memegang kekuasaan pada 2011, Kim Jong-un rata-rata muncul di hadapan publik 50 kali.
NIS mengatakan badan itu tidak bisa menghapus kemungkinan bahwa wabah virus corona sedang melanda Korea Utara saat ini karena perbatasan Tiongkok-Korea Utara dilaporkan aktif sebelum Korea Utara menutup pintu-pintu perbatasannya pada Januari dalam usaha mencegah penyebaran virus itu.
Setelah 20 hari hilang dari pandangan publik, Kim Jong-un, Jumat lalu muncul pada sebuah upacara peresmian pabrik pupuk dekat Pyongyang.
Ketidakmunculannya ini sempat memicu gosip mengenai kesehatannya dan masa depan negara itu. [ab/uh]