Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Ayatollah Ali Khamenei Larang Semua Kegiatan Massal di Iran Selama Ramadan

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyarankan untuk melarang semua kegiatan massal selama bulan Ramadan ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Instagram/oveyss.k
Makhunik di Iran 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah melarang semua kegiatan massal selama bulan Ramadan di negara tersebut.

Tujuannya untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di antara masyarakat.

Khamenei pada Kamis (23/4/2020) lalu berkomentar di sebuah tayangan televisi di Iran.

Dia dan sejumlah pejabat tinggi Muslim mengaku bahwa kelancaran ibadah pada bulan suci ini terganggu karena wabah corona.

"Kita akan kehilangan pertemuan publik di bulan Ramadhan," kata Khamenei dalam pidatonya dikutip dari AP News

"Dengan tidak adanya pertemuan-pertemuan ini, ingatlah untuk memperhatikan doa dan shalat dalam kesendirian Anda," tambahnya.

Baca: Sambut Bulan Ramadhan, Bintang Liverpool, Mohamed Salah Dekorasi Rumah

Baca: Presiden Donald Trump Ancam Tembak Kapal Iran

Khamenei juga mendesak umat muslim Syiah untuk berdoa di rumah mereka selama bulan Ramadan.

Umat muslim Syiah biasanya berdoa bersama, terutama selama bulan puasa dan berbagi makanan setiap malam.

Iran telah melaporkan lebih dari 66.000 kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 4.100 kematian.

Sementara itu, hingga Jumat (24/4/2020) jumlah kasus infeksi Iran mencapai 87.026.

Sebanyak 5.481 orang meninggal dunia dan 64.843 pasien berhasil sembuh.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan suaranya pada  pemilihan parlemen di sebuah TPS di Teheran, Iran. Jum'at (21/02/2020). Orang-orang Iran mulai memberikan suara dalam pemilihan parlemen yang mana kaum konservatif diperkirakan akan mendominasi, memanfaatkannya pada kemarahan publik terhadap Presiden konservatif moderat Hassan Rouhani karena ekonomi yang hancur, korupsi dan berbagai krisis. (KHAMENEI.IR/ AFP/HO/IRANIAN PRESIDENCY)
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan suaranya pada pemilihan parlemen di sebuah TPS di Teheran, Iran. Jum'at (21/02/2020). Orang-orang Iran mulai memberikan suara dalam pemilihan parlemen yang mana kaum konservatif diperkirakan akan mendominasi, memanfaatkannya pada kemarahan publik terhadap Presiden konservatif moderat Hassan Rouhani karena ekonomi yang hancur, korupsi dan berbagai krisis. (KHAMENEI.IR/ AFP/HO/IRANIAN PRESIDENCY)

Namun para ahli berulang kali mempertanyakan angka-angka itu, terutama karena Iran awalnya "kebobolan" pada Februari silam.

Dimana saat itu bertepatan dengan peringatan 41 tahun Revolusi Islam 1979 dan pemilihan parlemen yang penting.

Komentar Khamenei muncul setelah Kementerian Agama Mesir memberhentikan semua perayaan dan doa larut malam selama Ramadan.

Selain itu juga melarang buka puasa bersama, sebagaimana tradisi umat Islam saat Ramadan.

Pemerintah Mesir bersikeras virus itu terkendali meski infeksi meningkat di negara berpenduduk 100 juta populasi itu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved