Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Paramedis New York Sebut Covid-19 Lebih Buruk Dibanding Serangan 9/11

Seorang paramedis mengatakan pandemi Covid-19 merupakan bencana yang lebih buruk bagi New York dibanding serangan 9/11.

New York Post
Seorang paramedis mengatakan pandemi Covid-19 merupakan bencana yang lebih buruk bagi New York dibanding serangan 9/11. Luis Lopez merupakan paramedis yang mengambil bagian-bagian tubuh korban pada saat serangan 11 September 2001. Saat ini, ia ditugaskan di FDNY/EMS Station 54 di Jamaika, Queens, satu di antara hotspot Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang paramedis mengatakan pandemi Covid-19 merupakan bencana yang lebih buruk bagi New York dibanding serangan 9/11.

Luis Lopez merupakan paramedis yang mengambil bagian-bagian tubuh korban pada saat serangan 11 September 2001.

Saat ini, ia ditugaskan di FDNY/EMS Station 54 di Jamaika, Queens, satu di antara hotspot Covid-19.

"Saya harus mengatakan, ya, ini lebih buruk daripada serangan 11 September," kata Luis Lopez yang dikutip dari New York Post.

"11 September adalah tragedi yang terjadi dengan cepat," tambahnya.

Baca: Peneliti Shanghai dan New York: Virus Covid-19 Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV

Baca: Petugas Pemakaman di New York Cerita Banyaknya Warga Korban Corona yang Dimakamkan Tiap Hari

Seorang paramedis mengatakan pandemi Covid-19 merupakan bencana yang lebih buruk bagi New York dibanding serangan 9/11. Luis Lopez merupakan paramedis yang mengambil bagian-bagian tubuh korban pada saat serangan 11 September 2001. Saat ini, ia ditugaskan di FDNY/EMS Station 54 di Jamaika, Queens, satu di antara hotspot Covid-19.
Seorang paramedis mengatakan pandemi Covid-19 merupakan bencana yang lebih buruk bagi New York dibanding serangan 9/11. Luis Lopez merupakan paramedis yang mengambil bagian-bagian tubuh korban pada saat serangan 11 September 2001. Saat ini, ia ditugaskan di FDNY/EMS Station 54 di Jamaika, Queens, satu di antara hotspot Covid-19. (New York Post)

Lebih jauh, Lopez menerangkan, apa yang dia kerjakan adalah menanggapi panggilan 911 untuk menyelamatkan pasien Covid-19 cukup mengerikan.

"Ini berbeda. Ini meresahkan," kata Lopez.

"Perasaan aneh. Berpikir itu flu. Orang-orang terjatuh, itu seperti 'wow'," kata paramedis 46 tahun tersebut.

"Virus ini sangat menakutkan. Ada gejala yang tidak diketahui, membuat Anda tidak tahu persis apa yang terjadi. Covid-19 diam-diam membunuh," papar Lopez.

Lopez menerangkan, hal paling mengerikan adalah melihat orang muda yang kuat/sehat meninggal dunia.

"Mereka adalah orang-orang yang sangat sehat. Menakutkan," tambah Lopez.

11 September 2001 atau Serangan 9/11

Sebelumnya, Lopez dijadwalkan berangkat 11 September 2001, sebagai seorang teknisi medis darurat muda.

Tetapi, ia menjawab panggilan untuk menjadi paramedis dalam serangan 9/11.

Ia akhirnya membantu logistik di pusat komando darurat di Brookylyn.

Selama kejadian serangan 9/11, Lopez melakukan pekerjaan dengan menggali dan menyaring di Ground Zero, ia berusaha menemukan siapa saja yang masih hidup.

Dia kemudian bekerja selama berbulan-bulan, mencoba menemukan mayat atau sisa-sisa orang meninggal dan membawa mereka ke kamar mayat.

"Saya berada di tumpukan, sampai akhir Januari 2002," katanya.

"Harapan yang kami miliki adalah, kami akan menemukan orang hidup, Itu tidak terjadi," paparnya.

"Kami menemukan bagian tubuh. Kami membawa bagian tubuh ke pemeriksa medis untuk mendapatkan tag. Kami menemukan cincin, anting-anting, pakaian," terangnya.

"Itu sungguh mengerikan," jelasnya.

Tapi, tambah Lopez, setidaknya dengan serangan 9/11, "Kami tahu apa yang sedang terjadi. Itu adalah serangan teroris."

ILUSTRASI - Pekerja menggunakan APD di pusat pengujian virus corona drive-through pertama di negara bagian New York Amerika pada 13 Maret 2020.
ILUSTRASI - Pekerja menggunakan APD di pusat pengujian virus corona drive-through pertama di negara bagian New York Amerika pada 13 Maret 2020. (Timothy A. Clary/AFP)

Kekurangan Staf

Ketakutan yang timbul setelahnya adalah, akan ada serangan lain.

Sedangkan, kata Lopez, dengan virus corona ini, "Kita tidak tahu apa yang terjadi."

Menurutnya, hal ini lebih menantang, karena tidak tahu apa yang terjadi di 'balik pintu'.

Lopez mengatakan, dia dna paramedis lain bekerja dengan shift ganda.

Baca: New York Isyaratkan Bakal Cabut Lockdown COVID-19, Buka Kembali Bisnis dan Sekolah

Baca: New York Pertimbangkan Cabut Lockdown Meski Korban Jiwa Covid-19 Masih Banyak

Kebijakan tersebut dilakukan lantaran begitu banyak rekannya yang terinfeksi virus corona.

"Kami kekurangan staf. Orang-orang berkurang karena Covid-19," paparnya.

Lopez mengaku ia bersyukur karena diberi kesehatan.

"Saya memuji istri saya. Saat saya pulang, saya melepas semua pakaian saya dan langsung mandi," katanya.

Meski pun cukup sulit, ia tidak akan berpikir untuk melakukan hal lain.

"Saya suka membantu orang, mendapat ucapan terima kasih dari rumah ke rumah. Kami benar-benar (berusaha) menyelamatkan nyawa orang," terang Lopez.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved