Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Menteri Keuangan Perancis: Kami Sedang Menghadapi Ekonomi Terburuk Sejak Perang Dunia II

Perancis diperkirakan akan melihat pelambatan ekonomi terburuk pada tahun ini pasca Perang Dunia II.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER
Para Media membawa seorang pasien terinfeksi coronavirus baru ke dalam ambulans Angers layanan darurat seluler (SMUR), selama persinggahan kereta TGV medis dari Strasbourg, di Angers, Prancis Barat, pada Kamis (26 Maret 2020). Di hari kesepuluh dari penguncian ketat (lockdown) di Perancis yang bertujuan untuk membatasi penyebaran COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona baru. (AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER) 

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Perancis diperkirakan akan melihat pelambatan ekonomi terburuk pada tahun ini pasca Perang Dunia II.

Hal ini disebabkan mewabahnya virus corona (Covid-19).

Keterpurukan ini dinilai akan jauh lebih buruk dibandingkan yang dihadapi pada 2009 lalu, setelah krisis keuangan global.

Seperti yang disampaikan Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire kepada Senat dalam sidang yang disiarkan melalui video conference pada Senin lalu waktu setempat.

"Kita mungkin akan berada di lebih dari -2,2 persen dari yang terjadi pada tahun 2009. Angka itu menunjukkan besarnya guncangan ekonomi yang kita hadapi saat ini," kata Le Maire.

Baca: 3 ABK Positif Corona, Penumpang Kapal Motor di NTT Pilih Terjun ke Laut

Perlu diketahui, Prancis menjadi negara terparah kelima di dunia yang terinfeksi virus ini, dengan jumlah kematian akibat pandemi telah melampaui 8.000, sementara ada lebih dari 93.000 orang terinfeksi.

Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (8/4/2020), Pemerintah Prancis telah memprediksi pada bulan lalu dalam pembaharuan anggaran daruratnya, bahwa ekonomi akan berkontraksi satu persen tahun ini.

Sebagai bagian dari langkah-langkah penanganan krisisnya, pemerintahan yang dipimpin Presiden Emmanuel Macron itu pun telah menyiapkan paket stimulus sebesar 45 miliar Euro atau setara 50 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Relaksasi ini diberikan kepada sektor bisnis agar tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya.

Selain itu, pemerintah Prancis juga memberikan keringanan berupa penundaan pembayaran pajak dan pinjaman.

Serta dana sebesar 300 miliar Euro juga disediakan untuk perusahaan yang mengalami kesulitan selama mewabahnya corona.

Prancis saat ini telah mendorong penggalangan dana Uni Eropa untuk membantu negara-negara di benua itu dalam melewati krisis corona ini.

Le Maire mengusulkan bahwa dana itu diberikan melalui paket penyelamatan miliaran euro lainnya yang dinegosiasikan oleh Uni Eropa dengan lembaga-lembaga zona euro. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved