Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Taiwan Diakui Secara Global Miliki Respon Terbaik dalam Tangani Virus Corona

Bagaimana Taiwan menjaga penyebaran virus corona tetap terkendali ketika bagian lain dunia tidak?

Freepik
ilustrasi virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - Pada 25 Januari 2020, bahaya potensial dari virus corona menyebar dengan cepat di China Tengah.

Tak lama kemudian, dua pemerintah mencatat empat infeksi baru di wilayah mereka.

Australia dan Taiwan memiliki populasi dengan ukuran yang hampir sama, yaitu 24 juta penduduk.

Kontrol ketat atas siapa yang melintasi perbatasan mereka dengan mudah dilakukan karena wilayah kedua negara tersebut merupakan pulau.

Keduanya juga memiliki hubungan perdagangan dan transportasi yang kuat dengan daratan China.

Seputar Virus Corona
Seputar Virus Corona (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Lebih jauh, setelah 10 minggu sejak 25 Januari, Australia mencatat hampir 5.000 kasus infeksi.

Sementara Taiwan memiliki kurang dari 400 kasus dikonfirmasi.

Melansir CNN, pertanyaannya bukan apa yang salah dari Australia?

20 negara tercatat memiliki lebih banyak kasus daripada Australia.

Tujuh lainnya memiliki lebih dari 10 kali lebih banyak.

Tetapi, bagaimana Taiwan menjaga penyebaran virus corona tetap terkendali ketika bagian lain dunia tidak?

Pelajaran yang Sulit

Selama wabah SARS pada 2003, Taiwan adalah satu di antara wilayah paling parah terkena dampaknya, selain Hong Kong dan China Selatan.

Tercatat lebih dari 150.000 orang dikarantina di pulau itu, dan 181 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sekarang, SARS tidak ada artinya dibandingkan dengan krisis pandemi saat ini.

SARS mengirimkan gelombang kejut di sebagian besar Asia dan memberi bayangan panjang menegenai respon orang terhadap wabah di masa depan.

Pelajaran tersebut membantu banyak wilayah bereaksi lebih cepat terhadap wabah virus corona.

Seputar Virus Corona
Seputar Virus Corona (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Taiwan Memiliki Sistem Kesehatan Kelas Dunia

Lebih jauh, Taiwan disebut memiliki sistem perawatan kesehatan kelas dunia dengan cakupan universal.

Berdasar laporan terbaru Journal of American Medical Association (JAMA), ketika berita tentang virus corona muncul di Wuhan menjelang Tahun Baru Imlek, para pejabat di Pusat Komando Kesehatan Nasional (NHCC) Taiwan bergerak cepat menanggapi potensi ancaman.

Mengenai hal ini rekan penulis Jason Wang, seorang dokter Taiwan dan profesor pediatri di Stanford Medicine,dalam sebuah pernyataan.

"Taiwan dengan cepat menghasilkan dan mengimplementasikan daftar sedikitnya 124 item tindakan dalam lima minggu terakhir untuk melindungi kesehatan masyarakat," ungkap laporan tersebut.

"Kebijakan dan tindakan melampaui kontrol perbatasan karena mereka mengakui bahwa itu tidak cukup," tambahnya.

Hal ini terjadi ketika negara-negara lain masih memperdebatkan apakah akan mengambil tindakan untuk virus corona.

Lebih lanjut, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2020, Universitas Johns Hopkins mengatakan Taiwan adalah salah satu daerah paling berisiko di luar daratan China.

Mengingat kedekatan Taiwan, ikatan dan hubungan transportasi dengan China.

Langkah-langkah Awal Taiwan

Di antara langkah-langkah awal yang menentukan adalah sebagai berikut:

1. Keputusan Taiwan untuk melarang perjalanan dari banyak bagian China.

2. Menghentikan kapal pesiar yang berlabuh di pelabuhan pulau.

3. Memperkenalkan hukuman ketat bagi siapa pun yang ditemukan melanggar perintah karantina rumah.

4. Pejabat Taiwan juga bergerak untuk meningkatkan produksi masker wajah dalam negeri untuk memastikan pasokan lokal.

5. Meluncurkan pengujian di seluruh pulau untuk virus corona.

6. Pengujian ulang orang yang sebelumnya tidak diketahui memiliki radang paru-paru.

7. Mengumumkan hukuman baru karena menyebarkan disinformasi tentang virus.

"Mengingat penyebaran terus-menerus Covid-19 di seluruh dunia, memahami item tindakan yang diterapkan dengan cepat di Taiwan," ungkap Wang dan rekannya.

"Dan efektivitas tindakan ini dalam mencegah pandemi skala besar, dapat menjadi pelajaran bagi negara-negara lain," ungkap Wang dan rekannya.

 "Pemerintah Taiwan belajar dari pengalaman SARS 2003 dan membentuk mekanisme respons kesehatan masyarakat untuk memungkinkan tindakan cepat untuk krisis berikutnya," tambahnya.

"Tim pejabat yang terlatih dan berpengalaman dengan cepat mengenali krisis dan mengaktifkan struktur manajemen darurat untuk mengatasi wabah yang muncul," paparnya.

Secara khusus, respon cepat dan transparan Taiwan dilakukan para pejabat medis dengan mengadakan pengarahan harian tentang masalah ini.

Taiwan Menghindari Lockdown Ketat

Langkah ini telah dijadikan contoh bagaimana demokrasi masih dapat mengendalikan pandemi.

Bahkan ketika beberapa mengklaim hanya pemerintah otokratis seperti China yang dapat secara efektif mengendalikan virus yang begitu cepat menyebar.

Taiwan juga menghindari jenis lockdown ketat yang menjadi ciri respon di Tiongkok dan banyak negara lain.

Taiwan berada dalam posisi yang kuat sekarang, setelah berminggu-minggu melarang ekspor masker wajah untuk memastikan pasokan domestik.

Baca: Italia Lockdown Akibat Virus Corona, Berikut Langkah yang Diambil Kemenlu RI

Baca: Kota Dubai Lockdown 14 Hari, Jeddah Mulai Terapkan Jam Malam

Pemerintah mengatakan bahwa mereka akan menyumbangkan 10 juta masker ke Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan sembilan negara Eropa lainnya, Rabu (1/4/2020).

Selain itu juga ke negara-negara kecil yang memiliki hubungan diplomatik dengan pulau itu.

Keberhasilan Taiwan Dibayangi Krisis Eropa dan AS yang Memburuk

Keberhasilan relatif yang diraih Taiwan dalam mencegah wabah virus corona sebagian besar telah dibayangi oleh krisis yang memburuk di Eropa dan AS.

Tak hanya itu saja, tapi juga perasaan bahwa, jika ada pelajaran yang bisa dipelajari, momen itu cepat berlalu.

Meski pun mungkin benar, mengapa negara-negara Barat tidak mengikuti jejak Taiwan pada bulan Januari dan Februari 2020?

Ketika mereka masih memiliki kesempatan masih yang belum jelas.

Satu di antara faktor potensial yang berkontribusi yang ditunjukkan oleh banyak pengamat adalah bahwa Taiwan, tidak seperti kebanyakan pemerintah lainnya, bukan anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) .

Taiwan diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.

Sementara Beijing menghalangi Taiwan untuk berpartisipasi dalam banyak organisasi internasional kecuali jika hal itu dilakukan dengan cara yang sesuai dengan prinsip "Satu China".

Prinsip tersebut mengaburkan pemisahan pulau dari daratan Tiongkok, seperti sebagai menyebut dirinya "Chinese Taipei" di Olimpiade .

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved