Virus Corona
Sempat Dirahasiakan, China akan Masukkan Data Pasien Corona Tak Bergejala dalam Hitungan Nasional
Mulai besok Cina akan masukan data pasien corona tak bergejala secara nasional. Seperti diketahui, data tersebut sempat dirahasiakan oleh pemerintah.
TRIBUNNEWS.COM - China akan memasukkan pasien positif corona tanpa gejala dalam angka hariannya mulai Rabu (1/4/2020).
Hal itu disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional Cina pada Selasa (31/3/2020), South China Morning Post mengabarkan.
Para pejabat setempat mengatakan langkah tersebut untuk mengatasi kekhawatiran publik yang berkembang tentang risiko penularan Covid-19 oleh penderita corona yang tidak bergejala atau silent carrier.
Otoritas setempat pun telah meminta kepada petugas kesehatan untuk melaporkan kasus-kasus 'silent carrier' melalui sistem laporan penyakit menular pusat.
Diketahui, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada Senin (30/3/2020) lalu, ada 1.541 pasien positif tanpa gejala di bawah pengawasan medis di Daratan China, termasuk di antaranya 205 kasus impor.

Baca: Peneliti China: Belum Ada Bukti Penderita Covid-19 Tanpa Gejala Bisa Menularkan Virus
Pengumuman akan dibukanya data tersebut merupakan buntut dari pertemuan yang diadakan kelompok terkemuka Covid-19 pemerintah pusat yang diketuai oleh Perdana Menteri Li Keqiang.
Li memerintahkan para pejabat untuk lebih proaktif dalam menyelidiki sejauh mana 'silent carrier' ini ada.
Sementara itu, South China Morning Post melaporkan, ada sebanyak sepertiga warga China yang dites positif dan dapat menjadi "silent carrier" dengan tidak bergejala atau gejala tertunda.
'Data rahasia' milik pemerintah yang bocor menunjukkan lebih dari 43.000 orang di China telah dites positif Covid-19 pada akhir Februari tetapi tidak memiliki gejala langsung.
Mereka dikarantina, tetapi tidak dimasukkan dalam penghitungan resmi kasus yang dikonfirmasi oleh otoritas negara.

Baca: Menurut Penelitian, Menjaga Jarak Terbukti Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa di Tengah Wabah Corona
Penelitian terpisah oleh dokter Tiongkok menemukan sekitar 60 persen orang yang tertular penyakit di pusat kota Wuhan adalah kasus tanpa gejala atau sangat ringan yang tidak dilaporkan ke pihak berwenang.
Para dokter, yang makalahnya diterbitkan dalam platform cetak medRxiv awal Maret ini, mengatakan ada sekitar 26.000 kasus yang dikonfirmasi laboratorium di kota Wuhan, pusat penyebaran pertama Covid-19, antara Desember dan Februari.
Para peneliti menggunakan tes lab sebagai dasar penilaian mereka daripada data pemerintah China.
Alasannya, karena pihak berwenang menggunakan manifestasi gejala dan scan paru-paru abnormal untuk mengklasifikasikan pasien.

Baca: Update Corona Global Selasa 31 Maret Malam: Angka Kematian di Italia Tertinggi, Capai 11.591 Orang
Sebelumnya diketahui, ketakutan publik semakin meningkat sejak Minggu (29/3/2020), pejabat mengungkap kasus seorang wanita berusia 59 tahun di provinsi Henan yang terkena Covid-19 setelah dia melakukan kontak dengan dokter yang merupakan 'pembawa virus tanpa gejala'.