Virus Corona
Lampaui China, 3.434 Orang Meninggal di Spanyol Akibat Corona
Jumlah ini naik signifikan memasuki hari ke-11 kasus ini pertama kali menyebar di Spanyol.
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Jumlah pasien meninggal di Spanyol terus bertambah dan nelampaui China, sebagai tempat awal virus corona (COVID-19) ditemukan pada Desember 2019 lalu.
Hingga Rabu (25/3/2020), jumlah korban meninggal di Spanyol naik menjadi 3.434 orang.
Sebagai pembanding, di China jumlah korban meninggal akibat COVID-19 mencapai 3.281 orang.
Otoritas Kesehatan Spanyol menyebut 738 orang baru meninggal dalam 1x24 jam.
Jumlah ini naik signifikan memasuki hari ke-11 kasus ini pertama kali menyebar di Spanyol.
Baca: Askrindo Syariah Siapkan Huntara dan Rumah Ibadah untuk Korban Banjir-Longsor Jasinga
Baca: Sejumlah Mal di Jakarta Batasi Jam Operasional, MOI di Kelapa Gading Tutup Sampai 8 April
Sekarang tercatat kasus terinfeksi sebanyak 47.610 orang.
Angkatan Bersenjata Spanyol pada Selasa (24/3/2020), meminta bantuan NATO untuk melawan virus corona mengingat jumlah kematian dan kasus terinfeksi terus meningkat.
Dalam sebuah pernyataan, militer Spanyol meminta "bantuan internasional, " untuk mencari pasokan medis guna membantu mengehentikan penyebaran virus ini.
Permintaan itu diantaranya 450.000 respirator, 500.000 alat pemeriksaan cepat (rapid test) , 500 ventilator dan 1.500.000 masker.
Dalam memerangi COVID-19, Spayol telah memperlakukan lockdown sejak pada Sabtu (14/3/2020) lalu.
Otoritas setempat memerintahkan 47 juta penduduknya untuk berdiam di rumah selama 15 hari ke depan, dan dimungkinkan akan bertambah jika penyebaran Covid-19 kian masif.
Pemerintah hanya memperbolehkan warganya berkegiatan keluar rumah untuk, bekerja, ke bank, ke fasilitas kesehatan, serta membeli bahan-bahan pokok.(AFP/Channel News Asia/Reuters).