Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Presiden Donald Trump Sebut Obat Antimalaria Bisa Sembuhkan Corona

Presiden AS Donald Trump menggembar-gemborkan dua obat sebagai kemungkinan pengobatan untuk virus corona (COVID-19).

Editor: Hasanudin Aco
Erin Schaff/The New York Times
Donald Trump 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Presiden Amerika Setikat (AS) Donald Trump menggembar-gemborkan dua obat sebagai kemungkinan pengobatan untuk virus corona (COVID-19).

Berbicara kepada wartawan, Kamis (19/3/2020), di Gedung Putih, Trump mengatakan klorokuin - obat lama yang digunakan untuk mengobati malaria - "telah menunjukkan hasil awal yang menggembirakan terhadap virus.

Trump yakin mampu menyediakan obat itu secepatnya sesuai  resep dokter.

"Sudah ada sejak lama, jadi kalau tidak berhasil kita tahu tidak akan membunuh siapapun," kata presiden, yang menyebut klorokuin sebagai kemungkinan "yang menentukan".

Trump mengatakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (Food and Drus Administration/FDA) juga akan meninjau Remdisivir, yang dikembangkan sebagai obat infeksi virus Ebola dan Marburg, untuk pengobatan COVID-19.

Baca: Salat Jumat di Masjid Al Azhar Jakarta Tetap Dipadati Jemaah

Meski demikian komisaris FDA, Dr. Stephen Hahn, menyatakan kedua obat itu harus menjalani uji klinis besar, sebelum bisa diresepkan untuk mengobati virus corona baru.

Hahn juga menyebutkan potensi "plasma pemulihan," dan menyebutnya "bidang yang cukup menarik."

Hahn menjelaskan "jika orang terpapar virus corona dan membaik, orang tidak memiliki virus dalam darah. Kita bisa mengambil darah dan ini mungkin bisa menjadi pengobatan."

Ia memperingatkan, “pengobatan ini belum terbukti.”

Selain itu, dalam kasus yang ekstrem, beberapa pengobatan yang ada bisa digunakan terhadap pasien virus corona sebagai “pengobatan eksperimen” ketika tidak ada pilihan lain yang tersedia.

China Puji Obat Jepang

Sementara itu, otoritas kesehatan di China menyatakan, obat asal Jepang untuk mengobati flu efektif dalam mengatasi virus corona.

Zhang Xinmin, pejabat di kementerian teknologi dan sains menuturkan, favipiravir, obat yang dikembangkan Fujifilm, menunjukkan hasil positif. 

Hasil itu didapatkan setelah China menggelar uji coba klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen. 

"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang mengomentari obat Jepang itu pada Selasa (17/3/2020).

Baca: Curhat Calon Pengantin di Jakarta Terpaksa Tunda Pernikahan Akibat Corona

Baca: Melihat Cara Korea Selatan dan Singapura Atasi Corona, Dipuji Dunia dan Dijadikan Rujukan

Halaman
12
Sumber: VOA
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved