Virus Corona
Meski Berisiko, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Tetap Berlakukan Lockdown
Malaysia akan dikunci (lockdown) secara nasional sejak hari ini, 18 hingga 31 Maret mendatang
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Malaysia akan dikunci (lockdown) secara nasional sejak hari ini, 18 hingga 31 Maret mendatang untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di negara itu.
Seperti yang disampaikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin pada Senin kemarin waktu setempat.
Dikutip dari laman Today Online, Selasa (17/3/2020), ia mengatakan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan gerakan di bawah Undang-undang (UU) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 dan UU Kepolisian 1967.
Baca: Ini Perbedaan Kondisi Udara China dan Italia setelah Lockdown, Lebih Bebas Polusi
Baca: AHY Ketum Demokrat, Kader Muda Bersukacita
"Prioritas pemerintah saat ini adalah untuk menghindari penyebaran infeksi baru, yang akan berdampak kepada lebih banyak orang," kata Muhyiddin, dalam siaran langsung yang disiarkan oleh beberapa stasiun TV nasional Malaysia.
Pemberlakuan ini diterapkan terhitung mulai Kamis besok, hingga akhir Maret 2020.
"Karena itu, tindakan drastis ini perlu diambil, pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan gerakan mulai 18 Maret hingga 31 Maret," jelas Muhyiddin.
Ia kemudian menjelaskan, pemberlakuan ini berarti mewajibkan ditutupnya semua lokasi usaha, kecuali outlet seperti supermarket maupun toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari.
Semua kantor pemerintahan dan swasta juga akan ditutup selama lockdown ini.
Kecuali untuk layanan penting seperti utilitas, telekomunikasi, transportasi, perbankan, kesehatan, apotek, pelabuhan, bandara, serta layanan kebersihan dan persediaan makanan.
Semua warga Malaysia, kata dia, dilarang bepergian ke luar negeri, dan tidak ada satupun turis atau orang asing yang diizinkan masuk ke negara itu.
"Warga Malaysia yang telah kembali dari luar negeri harus melakukan karantina sendiri (self isolate) selama 14 hari," papar Muhyiddin.
Muhyiddin kemudian menyebutkan sejumlah lokasi pendidikan seperti pusat pengasuhan anak, sekolah negeri dan swasta, sekolah asrama, sekolah internasional, pusat tahfiz, lembaga sekolah menengah, hingga universitas juga akan ditutup sementara.
"Semua lembaga pendidikan tinggi swasta dan publik, serta pusat pelatihan kejuruan akan ditutup secara nasional," tegas Muhyiddin.
Ia mengakui bahwa pemerintah Malaysia menyadari dampak buruk dari penerapan sistem lockdown ini.
Namun ia menekankan, langkah ini harus diambil untuk menekan penyebaran corona yang bisa mengakibatkan kematian pada warganya itu.