Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Mahasiswa Tiongkok Di-bully karena Diduga Bawa Virus Corona, Presiden Universitas Lebanon Minta Maaf

Presiden Universitas Lebanon, Fouad Ayoub meminta maaf pada mahasiswa asal Tiongkok, karena sejumlah mahasiswa melakukan aksi perudungan padanya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Handout
Seorang pria berkewarganegaraan Italia keturunan China, Massimiliano Martigli Jiang menyebarkan pesan anti rasis di Florence, Italia. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Universitas Lebanon, Fouad Ayoub meminta maaf pada mahasiswa asal Tiongkok, karena sejumlah mahasiswa melakukan aksi perundungan padanya.

"Segala kekerasan atau aksi perundungan yang dilakukan mahasiswa lain di universitas ini."

"Atau (perundungan) dari warga Lebanon yang menuduhmu terkait krisis virus corona," kata Ayoub pada sebuah pernyataannya.

Menurutnya, aksi kekerasan semacam ini tidak sepantasnya terjadi.

"Hal ini tidak mencerminkan moral orang-orang Lebanon, yang selalu mencintai tamu mereka," tambahnya.

Beberapa waktu sebelumnya, seorang mahasiswa Universitas Lebanon yakni Amir Wang bepergian ke Shanghai untuk merayakan tahun baru.

Kemudian, dia kembali lagi ke Lebanon untuk meneruskan studinya.

Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, Railink Sediakan Hand Sanitizer di Seluruh Stasiun KA Bandara

Baca: Benarkah Pasien Sembuh dari Virus Corona Bisa Terjangkit Lagi? Ini Jawabannya!

Baca: 16 Orang Positif Virus Corona di Vietnam Dinyatakan Sembuh! Terungkap Ini Langkah yang Diterapkan

Namun sesaat dia masuk ke negara tersebut, otoritas Lebanon menyuruhnya untuk tinggal di rumah sampai status kesehatannya jelas.

Otoritas memastikan Wang, tidak membawa Covid-19 ke dalam Lebanon.

Wang lalu pulang ke kediamannya, di Kota Chehime sekitar 47 kilometer dari Beirut.

Wang mengeluh pada gurunya, Masoud Daher atas bully-an yang dia terima dari sosial media selama seminggu terakhir.

Aksi perundungan itu, dilakukan sejumlah orang Lebanon baik di kota maupun di jalan saat dia menuju ke rumahnya.

Sebanyak 23 Anggota Parlemen Iran Terjangkit Covid-19, Pemerintah akan Kerahkan 300.000 Tentara
Sebanyak 23 Anggota Parlemen Iran Terjangkit Covid-19, Pemerintah akan Kerahkan 300.000 Tentara (Channel 4 News Youtube)

Daher menilai, apa yang diterima Wang sudah masuk ranah diskriminasi ras.

"Wang menjadi sasaran pelecehan yang tidak adil."

"Dia dihina hanya karena dia adalah keturunan Tionghoa," jelas Daher dilansir Arab News.

Diskriminasi ras tidak hanya terjadi sekali terhadap siswa Daher.

Dia mengaku, ada beberapa siswanya yang juga diperlakukan serupa oleh warga Lebanon.

"Ada 10 mahasiswa China yang belajar bahasa dan terjemahan di Universitas Lebanon."

"Lalu di Fakultas Kedokteran, ada dua mahasuswa yang tengah melakukan penelitian dibawah bimbingan saya."

"Beberapa mahasiswa yang tinggal di asrama kampus yakni Al Hadath juga kerap dilecehkan oleh beberapa warga Lebanon," cerita Daher.

Padahal para mahasiswa China itu, ditugaskan Universitas Lebanon untuk mengajar bahasa China.

Sementara itu, Ayoub mengatakan bahwa China akan mampu menanggulangi wabah Covid-19 ini karena memiliki teknologi yang mumpuni.

"Tiongkok akan mengatasi krisisnya dan akan mengalahkan virus corona berkat para ilmuwan, mahasiswa, orang-orang hebat di sana."

Dia juga berharap, mahasiswa China yang sedang menimba ilmu di Lebanon ini bisa mempererat hubungan antar negara.

Setelah Wang meluapkan kisah perundungannya di media sosial, anggota parlemen Lebanon Bilal Abdullah mengundang Wang untuk makan siang.

Tidak hanya dengan Wang, tapi dia juga mengajak penduduk Lebanon.

Pertemuan itu lantas dipublikasikan ke media sosial sebagai permintaan maaf, atas perlakuan rasis yang diterima Wang.

Baca: UPDATE Corona, Kasus Pertama COVID-19 Terkonfirmasi di Lebanon

Baca: Geram pada Oknum Penimbun Masker terkait Virus Corona, Aming: Yang Membunuh Kita Saudara Sendiri

Semenjak merebaknya corona, pemerintah Lebanon memberlakukan sejumlah sterilisasi di pusat keramaian publik.

Lembaga pendidikan ditutup sementara, dan mereka mengganti tatap muka dengan pelajaran via online.

Absensi sidik jari kini digantikan dengan tanda tangan manual.

Larangan berjabat tangan sudah diberlakukan di gedung parlemen.

Dilansir dari The Wuhanvirus, Lebanon sampai Rabu (4/3/2020) memiliki 13 kasus virus corona.

Belum ada korban jiwa yang dilaporkan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved