Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Mahasiswa Tiongkok Di-bully karena Diduga Bawa Virus Corona, Presiden Universitas Lebanon Minta Maaf

Presiden Universitas Lebanon, Fouad Ayoub meminta maaf pada mahasiswa asal Tiongkok, karena sejumlah mahasiswa melakukan aksi perudungan padanya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Handout
Seorang pria berkewarganegaraan Italia keturunan China, Massimiliano Martigli Jiang menyebarkan pesan anti rasis di Florence, Italia. 

Diskriminasi ras tidak hanya terjadi sekali terhadap siswa Daher.

Dia mengaku, ada beberapa siswanya yang juga diperlakukan serupa oleh warga Lebanon.

"Ada 10 mahasiswa China yang belajar bahasa dan terjemahan di Universitas Lebanon."

"Lalu di Fakultas Kedokteran, ada dua mahasuswa yang tengah melakukan penelitian dibawah bimbingan saya."

"Beberapa mahasiswa yang tinggal di asrama kampus yakni Al Hadath juga kerap dilecehkan oleh beberapa warga Lebanon," cerita Daher.

Padahal para mahasiswa China itu, ditugaskan Universitas Lebanon untuk mengajar bahasa China.

Sementara itu, Ayoub mengatakan bahwa China akan mampu menanggulangi wabah Covid-19 ini karena memiliki teknologi yang mumpuni.

"Tiongkok akan mengatasi krisisnya dan akan mengalahkan virus corona berkat para ilmuwan, mahasiswa, orang-orang hebat di sana."

Dia juga berharap, mahasiswa China yang sedang menimba ilmu di Lebanon ini bisa mempererat hubungan antar negara.

Setelah Wang meluapkan kisah perundungannya di media sosial, anggota parlemen Lebanon Bilal Abdullah mengundang Wang untuk makan siang.

Tidak hanya dengan Wang, tapi dia juga mengajak penduduk Lebanon.

Pertemuan itu lantas dipublikasikan ke media sosial sebagai permintaan maaf, atas perlakuan rasis yang diterima Wang.

Baca: UPDATE Corona, Kasus Pertama COVID-19 Terkonfirmasi di Lebanon

Baca: Geram pada Oknum Penimbun Masker terkait Virus Corona, Aming: Yang Membunuh Kita Saudara Sendiri

Semenjak merebaknya corona, pemerintah Lebanon memberlakukan sejumlah sterilisasi di pusat keramaian publik.

Lembaga pendidikan ditutup sementara, dan mereka mengganti tatap muka dengan pelajaran via online.

Absensi sidik jari kini digantikan dengan tanda tangan manual.

Larangan berjabat tangan sudah diberlakukan di gedung parlemen.

Dilansir dari The Wuhanvirus, Lebanon sampai Rabu (4/3/2020) memiliki 13 kasus virus corona.

Belum ada korban jiwa yang dilaporkan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan