Dua Pesawat Pengebom Rusia TU-22M3 Terbang di Perairan Netral Laut Hitam Selama 5 Jam
Dua pesawat pengebom strategis Rusia TU-22M3 melakukan penerbangan yang direncanakan di wilayah udara di atas perairan netral di Laut Hitam.
“Pengembangan dokumentasi untuk TU-22M3M telah selesai dan pekerjaan saat ini sedang berlangsung di Perusahaan Pesawat Kazan untuk mempersiapkan fasilitas produksi untuk perbaikan dan modernisasi pembom yang sedang beroperasi di unit-unit operasional Angkatan Udara Rusia," kata sumber itu.
"Peningkatan berat pertama dari pesawat-pesawat ini sejak saat pengembangan mereka akan dimulai dari tahun depan,” tambahnya.
"TU-22M3M akan menampilkan sistem avionik yang benar-benar baru yang distandarisasi dengan TU-160M2," catat sumber tersebut.
"Ini mengacu pada seluruh avionik, termasuk navigasi dan kompleks penampakan," kata sumber itu, menambahkan bahwa setelah upgrade TU-22M3M akan mendapatkan kemungkinan untuk menggunakan 'senjata presisi jarak jauh modern'," jelas sumber tersebut.
Menurut sumbernya, TU-22M3M akan memiliki unit daya yang identik dengan sistem motor di atas Tu-160M2.
Baca: Serangan Roket Kembali Menghantam Pangkalan Pasukan AS di Irak Utara
30 Tu-22M3 direncanakan akan ditingkatkan.
Mereka akan menampilkan sistem radio-elektronik SVP-24-22 yang baru, radar NV-45, ergonomi kokpit yang ditingkatkan, sistem onboard baru, dan masa pakai 35 tahun yang diperpanjang.
Bomber yang ditingkatkan ini akan mampu membawa senjata konvensional yang presisi, termasuk rudal jelajah Kh-32 dengan jangkauan hingga 600 km.
Bomber pembawa rudal supersonik jarak jauh Tu-22M3 adalah versi yang ditingkatkan dari pesawat Tu-22M.
Pesawat ini dikembangkan oleh Biro Desain Tupolev pada pertengahan 1970-an.
Ini melakukan penerbangan debutnya pada 20 Juni 1977 dan mulai beroperasi pada tahun 1989.
Ini mengembangkan kecepatan maksimum 2.000 kilometer/jam, memiliki langit-langit layanan 13.300 meter dan beban tempur hingga 24 ton (Kh-22 dan Kh -15 Rudal, bom, ranjau laut).
Baca: Kedubes AS di Irak Kembali Diserang Roket
Para pembom strategis itu juga dilaporkan akan dilengkapi dengan rudal hipersonik Kinzhal Rusia.
Menurut data sumber terbuka, Rusia telah menghasilkan 268 pesawat tempur semacam itu.
Menurut majalah Balance Militer, Angkatan Udara Rusia mengoperasikan 62 pembom Tu-22M3.
Mereka secara aktif digunakan dalam serangan terhadap fasilitas militan di Suriah.
Perlu diingat bahwa pada akhir 2019, pada bulan Desember, ada sebuah insiden ketika Tu-22M3 jatuh di Murmansk.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)