Virus Corona
FOTO Perjuangan Tim Medis Rawat Pasien Virus Corona: Tidur di Lantai, Tangan Luka-luka, Wajah Memar
Inilah potret perjuangan tim medis di China demi merawat pasien virus corona. Ada yang tidur di lantai, tangannya penuh luka, hingga wajah memar.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah potret perjuangan tim medis di China demi merawat pasien virus corona.
Jumlah pasien yang terkena virus corona semakin bertambah.
Dikutip dari situs thewuhanvirus.com, sudah ada 20.648 kasus corona yang tersebar di 28 negara per Selasa (4/2/2020).
Kasus terbanyak dilaporkan di China dengan mencapai 20.438 kasus.
Sebanyak 427 pasien meninggal dunia dan 645 pasien dinyatakan telah sembuh.
Sebagian besar pasien virus corona yang meninggal berasal dari China, yaitu 425 korban dan satu orang dari Filipina.

Banyaknya pasien yang terpapar virus corona membuat tim medis menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat pasien.
Para dokter hingga perawat rela tidak merayakan pergantian tahun baru Imlek yang seharusnya menjadi hari libur nasional di China.
Mereka harus bekerja ekstra merawat dan menjaga pasien yang terkena virus mematikan tersebut.
Lantaran tak bisa pulang, para tim medis rela beristirahat di mana saja di tengah-tengah merawat pasien.
Mereka bisa tidur di lantai rumah sakit, kursi kerja, dan tempat lain yang penting bisa istirahat walau sejenak.
Potret tim medis di China yang kelelahan karena mengurus pasien virus corona dan tertidur sempat viral di media sosial.
Satu di antaranya diunggah akun jaringan TV di China, CGTN lewat akun Twitter.
Berikut potret tim medis di China yang kelelahan karena mengurus pasien virus corona:
1. Tim medis tidur di lantai rumah sakit tanpa mengenakan alas tidur apapun.
2. Mereka juga tertidur di belakang meja kerja setelah lelah mengurus pasien.
3. Masih dengan pakaian medis yang lengkap, tim medis tidur di bangku kerja.
Selain itu, beredar pula foto perawat perempuan dengan tangan luka dan wajah memar setelah merawat pasien virus corona.
Masih dari akun Twitter @CGTNOfficial, foto perawat ini memperlihatkan bagaimana kondisi mereka setelah berjuang merawat pasien.
Oleh karenanya, tagar #WeGotYourBack dimunculkan di media sosial, Weibo di China.
Warganet hingga seleb turut menunjukkan rasa hormat kepada para pekerja medis lewat tagar ini.
Inilah potret tim medis di China setelah mengurus pasien virus corona:
1. Wajah seorang perawat yang terlihat memar lantaran terus-menerus mengenakan masker serta penutup wajah medis.
2. Telapak tangannya mengeriput seperti direndam ke dalam air dingin dalam waktu yang lama.
3. Kedua tangan perawat ini terlihat penuh luka setelah berhari-hari merawat pasien virus corona.
Perjuangan lain tim medis dalam menangani pasien virus corona juga diungkapkan seorang perawat bernama Xie Jingjing.
Perawat yang bekerja di Wuhan No.4 Hospital itu rela memotong rambut panjangnya.
Selain Xie, sejumlah tim medis lain juga ikut memangkas rambut.
"Kami tidak banyak berpikir. Rambut yang lebih panjang meningkatkan kemungkinan terinfeksi," kata Xie Jingjing, dikutip Tribunnews.com dari cgtn.com.
Menurut Xie, rambut pendek juga memudahkannya untuk memakai penutup kepala sekali pakai dan pakaian biohazard, serta lebih mudah untuk dicuci.
Diketahui, dua hari sebelum perayaan Tahun Baru Imlek, rumah sakit Xie ditunjuk untuk menerima pasien demam.
Rupanya, pasien itu terkena virus corona.
"Kami tidak tahu apa yang diharapkan dan disiapkan untuk kemungkinan terburuk," kata Xie.

Seiring berjalannya waktu, jumlah pasien di rumah sakitnya melonjak sehingga rumah sakit menyediakan sebuah asrama untuk staf medis.
Namun, ini masih jauh dari cukup.
Beruntung, banyak hotel di Kota Wuhan menyediakan akomodasi gratis bagi pekerja medis di sekitar.
Suami Xie juga bekerja di rumah sakit yang sama dan tinggal di hotel yang sama, tapi mereka jarang bertemu karena jam kerja yang berbeda.
"Yang paling sering kita bertemy adalah di area ganti baju," kata Xie.
Sayangnya, pasangan itu tak bisa saling mengenali satu sama lain.
Xie juga mengaku sempat tak mengetahui malam Tahun Baru China sebelum diberitahu rekannya saat mereka makan malam.
Seharusnya, itu menjadi momen spesial bagi Xie dan keluarga di China lainnya karena mereka akan berkumpul bersama.
Sayangnya, Xie harus merawat pasien dan tidak punya waktu untuk menelepon putra mereka yang berusia tujuh tahun.
Xie pun merasa kasihan pada putranya.
"Setelah merawat pasien virus corona, kami ingin mengajaknya bermain dan menghabiskan waktu bersamanya," katanya sambil menangis.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)