Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Protes Tutup Perbatasan Akibat Virus Corona, 90 Perawat Cuti, 3.000 Staf Medis Tanda Tangani Petisi

Protes Menuntut Penutupan Perbatasan Akibat Virus Corona, 90 Perawat Cuti, 3.000 Staf Medis Tanda Tangani Petisi

Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
SCMP
Protes Tutup Perbatasan Akibat Virus Corona, 90 Perawat Cuti, 3.000 Staf Medis Tanda Tangani Petisi 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus akibat virus corona terus dilaporkan mengalami peningkatan.

Hal ini membuat 90 perawat di Hong Kong mengambil cuti sakit sebagai bentuk protes akibat penolakan pemerintah untuk menutup perbatasan.

Tak hanya itu, sebanyak 3 ribu staf medis dikabarkan telah menanda tangani petisi untuk mendukung aksi mogok.

Wabah virus corona yang menyerang warga China dilaporkan terus mengalami peningkatan.

Sejak muncul pada akhir bulan tahun lalu, virus corona kini telah menyebabkan 170 orang meninggal dunia.

Mengutip dari South China Morning Post, jumlah kasus virus corona melonjak sebanyak 1.737 dari laporkan sebelumnya.

Hingga Kamis (30/1/2020) pagi, tercatat virus corona telah mencapai 7.771 kasus di China.

Sejak Rabu (29/1/2020), virus corona menyebabkan peningkatan jumlah kematian sebanyak 38, kini total mencapai 170.

Data jumlah kasus virus corona
Data jumlah kasus virus corona

Seluruh korban meninggal dunia berasal dari negeri tirai bambu tersebut.

Virus corona diyakini muncul sejak Desember 2019 di pasar hewan di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Masih mengutip dari sumber yang sama, kasus pertama terjadi di Tibet dan telah dikonfirmasi.

Kini virus corona telah menyebar ke-31 provinsi di daratan China, kota, serta daerah otonom.

Sementara itu, data yang dilaporkan hingga berita ini dibuat, terdapat 7.892 kasus di seluruh dunia.

Peningkatan kasus tersebut, sontak membuat dunia cukup khawatir.

Amerika Serakat bahkan telah memulangkan sebanyak 240 warganya menggunakan pesawat.

Sejumlah negara dikabarkan juga akan mengikuti langkah negara Paman Sam tersebut.

Di Hong Kong, protes datang dari para perawat dan staf medis.

Dikutip Tribunnews dari South China Morning Post, setidaknya ada 90 perawat yang mengambil cuti sakit pada Rabu (29/1/2020).

Puluhan perawat tersebut berasal dari tiga rumah sakit di Hong Kong.

Aksi tersebut diduga menjadi langkah awal menjelang aksi mogok yang direncakan oleh serikat pekerja perawat kesehatan.

Sementara aksi mogok dilakukan untuk menanggapi pemerintah yang menolak saran anggota parlemen.

Otoritas rumah sakit membenarkan bahwa aksi para perawat merupakan buntut keputusan pemerintah yang menolak untuk menutup seluruh penyeberangan atau perbatasan.

Penutupan perbatasan dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus.

Dari puluhan perawat tersebut, 26 perawat bekerja di RS Pok Oi di Yuen Long, 41 bekerja di unit perawatan intensif atau ruang operasi RS Pamela Youde Nethersole Eastern di Chai Wan.

Sementara itu, 23 lainnya cuti sakit di RS Princess Margaret di Kwai Chung.

Sebelumnya pada Selasa (28/1/2020), sebanyak 15 perawat di RS Pamela dan lima perawat di RS Princess Margaret mengambil cuti sakit.

Seorang sumber menyebut, aksi tersebut dikabarkan menjadi alarm sebelum adanya aksi mogok nyata.

Aksi mogok kemungkinan akan dilakukan minggu depan.

Ketua serikat perawat terbesar Hong Kong, Asosiasi Staf Keperawatan Hong Kong Joseph Lee Kok -long mengatakan, dirinya tidak tahu menahu soal alasan para perawat tersebut mengambul cuti sakit.

Namun, ia mendukung kekesalan para perawat atas respon pemerintah.

“Kebanyakan perawat berdedikasi untuk pekerjaan mereka. Hanya saja [tanpa penutupan perbatasan lengkap], ini kurang lebih sama dengan mendorong praktisi medis garis depan kami ke kematian mereka, ”kata Lee.

Sementara itu, aliansi Pegawai Rumah Sakit berencana akan mengadakan pertemuan pada Sabtu (1/2/2020) mendatang untuk membahas aksi mogok.

Aksi akan dilakukan apabila pemerintah tidak menutup perbatasan.

Pada Rabu (29/1/2020) malam, setidaknya ada lebih dari 3 ribu praktisi medis telah menandatangani petisi online.

Mereka berjanji akan melakukan aksi mogok.

Disebutkan bahwa pemerintah telah menutup enam pos perbatasan dari total 15 pos.

Namun, banyak orang yang masih dengan mudah memasuki Hong Kong dari daratan.

(Tribunnews.com/Miftah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved