Virus Corona
Peneliti Hong Kong Klaim Temukan Vaksin untuk Virus Corona, Ini Penjelasannya
Para peneliti Hong Kong mengklaim berhasil menemukan vaksin untuk virus corona.
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Para peneliti Hong Kong mengklaim berhasil menemukan vaksin untuk virus corona.
Namun, masih dibutuhkan waktu untuk menguji hasil temuannya tersebut.
Ketua departemen penyakit menular di Universitas Hong Kong (HKU), Profesor Yuen Kwok-yung, mengatakan timnya memproduksi vaksin tersebut dari virus corona yang diisolasi dari kasus pertama.
"Kami sudah mengembangkannya. Namun butuh waktu sebelum diujicobakan ke binatang," kata Profesor Yuen dilansir SCMP via Asia One Rabu (29/1/2020).
Baca: TNI AU Siap Evakuasi WNI di Wuhan dengan Tiga Pesawat: Dua Boeing 737, Satu C130 Hercules
Dia menjelaskan, butuh waktu setidaknya berbulan-bulan untuk dicoba ke hewan, dan setahun ke manusia sebelum benar-benar bisa digunakan.
Peneliti HKU mengembangkan obat untuk patogen berkode 2019-nCov itu berdasarkan vaksin semprot hidung untuk influenza yang sebelumnya sudah ditemukan.
Ilmuwan memodifikasi vaksin tersebut dengan mencampurkan antigen virus, di mana nantinya obat itu tak hanya ampuh menangkal flu, tapi juga corona.
Baca: Wabah Virus Corona Belum Pengaruhi Kunjungan Wisman ke Borobudur
Hingga Selasa (28/1/2020), Hong Kong baru mengonfirmasi delapan kasus positif, di mana 78 orang lainnya masih berada dalam level terduga.
Media China sempat memberitakan pakar setempat, Li Lanjuan, sempat menyatakan vaksin untuk virus Wuhan tengah dikembangkan, dan bisa diproduksi dalam waktu sebulan.
Namun, Yuen meragukannya.
Dia memprediksi obat yang dikembangkan kemungkinan menggunakan virus tak aktif, yang sudah dihancurkan secara kimia.
Yuen menjelaskan, dia perlu menyuntikkan obat yang mereka kembangkan ke binatang yang akan mengembangkan sistem kekebalan tubuh khusus.
Setelah itu, peneliti akan mengujinya dengan memaparkan si hewan percobaan ke virus untuk melihat apakah dia terlindung dengan baik.
Baca: Tak Terpengaruh Virus Corona, Kelelawar Masih Diburu Warga Gunungkidul, Dipercaya untuk Pengobatan
"Jika ternyata vaksin itu ampuh di sejumlah spesies, maka akan dilakukan uji coba klinis ke manusia, yang butuh waktu setidaknya setahun," paparnya.
Dia juga mengaku khawatir langkah yang dilakukan pemerintah China daratan malah bisa menimbulkan kebingungan atau peluang penyakit baru.