Virus Corona
Cerita Mahasiswa Indonesia di Wuhan, Tiap Hari Harus Cek Suhu Tubuh
Mahasiswa asal Indonesia, Fadil menceritakan pengalamannya selama tinggal di Wuhan, ia mengaku harus sering cek suhu tubuh karena wabah virus corona.
Fadil juga bercerita tentang adanya larangan makan di luar.
Ini membuat warga berbondong-bondong membeli bahan makanan di toko.
Pria asal Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh itu menuturkan kebijakan pemerintah tersebut membuat banyak penjual kewalahan.
Namun, pemerintah setempat juga berjanji untuk menjamin stok makanan.
Selama empat hari terakhir, Fadil hanya mengurung diri di asrama.
Ini karena adanya anjuran untuk tidak keluar.
Ancaman virus corona yang telah menelan 25 korban jiwa itu sempat menganggunya terutama saat liburan kuliah berlangsung.
Pasalnya, Fadil berencana untuk bepergian ke Beijing untuk mengisi liburannya.
Tetapi ia harus mengurungkan niat karena wabah virus tersebut semakin membesar.
Alhasil Fadil hanya membeli makanan dan keluar tidak lebih dari 20 meter dari asramanya selama empat hari.
Meskipun begitu, Fadil menyangkal jika Wuhan dianggap kota mati atau kota hantu karena sepi pasca wabah virus corona.
Fadil menjelaskan, memang sejak 3 hari lalu kota ini sepi karena Imlek, bukan hanya karena wabah saja.
"Kebetulan ini liburan kampus dan Imlek. Memang selalu sepi kalau Imlek. Karena orang Wuhan pulang kampung," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Tiongkok resmi mengisolasi Kota Wuhan sebagai upaya pengendalian penyebaran virus corona.
Dilansir dari tayangan Kompas TV (24/1/2020), Pasukan keamanan berjaga di seluruh sudut kota dengan menggunakan atribut pelindung yakni masker dan sarung tangan.
