Jenderal senior Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan AS, Ayatollah Ali Khamenei: 'Akan ada serangan balasan'
Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran, tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Irak. Pemimpin
Jenderal paling berpengaruh di Iran, Qasem Soleimani, yang juga komandan pasukan elite Quds dari Garda Revolusi, tewas di Baghdad, hari Jumat (03/01), dalam serangan udara Amerika Serikat.
Jenderal berusia 62 tahun ini tewas di bandar udara di Baghdad bersama sejumlah milisi dukungan Iran.
Departemen Pertahanan AS, Pentagon, menyebut Soleimani dibunuh "atas perintah Presiden Trump".
Pembunuhan Jenderal Soleimani menandai peningkatan ketegangan antara Washington dan Teheran.
Di bawah kepemimpinannya, Iran memperkuat kelompok Hizbullah di Lebanon dan kelompok-kelompok pro-Iran lain, memperbesar kehadiran militer Iran di Irak dan Suriah dan menjadi figur kunci dalam upaya Suriah menggempur kelompok-kelompok pemberontak.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan "akan ada serangan balasan terhadap penjahat" yang melakukan serangan.
Ia juga mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari.
- AS dakwa mantan direktur Garuda Indonesia atas tuduhan ekspor ilegal ke Iran
- Amerika Serikat serang milisi Syiah di Irak dan Suriah, 'AS akan membalas jika nyawa orang Amerika terancam'
- Demonstrasi Irak: Demonstran serang Konsulat Iran di Karbala, serukan 'Iran keluar'

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menyebut tindakan tersebut "sangat berbahaya dan eskalasi yang bodoh".
Jenderal Soleimani dikenal sebagai tokoh kunci dalam pemerintah Iran.
Pasukan Quds yang dia pimpin melapor secara langsung kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan dia sendiri disanjung sebagai sosok pahlawan.
Namun, Amerika Serikat menggambarkan Jenderal Soleimani sebagai teroris yang bertanggung jawab atas tewasnya ratusan personel AS.
Presiden Donald Trump mencuitkan foto bendera AS setelah berita kematian Soleimani mengemuka.
Sementara itu, harga-harga minyak dunia melonjak lebih dari 4% setelah serangan terjadi.

Apa yang terjadi?
"Atas perintah Presiden, militer AS telah mengambil aksi pertahanan yang menentukan demi melindungi para personel AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani," papar pernyataan Pentagon.