Teknologi Jepang AI Tawarkan Belanja Online Indonesia Kerjasama Penilaian Komentar Cukup 2 Menit
Sebelum diperingkat oleh Fukuma, restoran tersebut di peringkat ke-13 untuk Google, tetapi hasil analisa Fukuma ternyata No.1 dan sangat diyakini
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tomoki Fukuma, President and CEO of TDAI Lab.yang membuat teknologi AI menilai komentar suatu produk, menawarkan kerjasama dengan online belanja Indonesia, menganalisa suatu produk yang ditawarkan di sana hanya dalam waktu 2 menit dan gratis.
"Belum lama ini saya melakukan penilaian toko ramen di Tokyo di mana yang paling enak," papar Fukuma khusus kepada Tribunnews.com sore ini (2/12/2019).
Fukuma yang menciptakan Wise Review buatannya sendiri, menganalisa lebih dari 4000 toko ramen di Tokyo dan hasilnya terperingkat dari nomor satu sampai terakhir, toko ramen yang ada di Akihabara, Aoshima Shokudou , yang paling enak di Tokyo.
Sebelum diperingkat oleh Fukuma, restoran tersebut di peringkat ke-13 untuk Google, tetapi hasil analisa Fukuma ternyata No.1 dan sangat diyakini analisanya tidak salah. Analisa saja menggunakan teknologi AI, Fukuma juga mengaku belum pernah sekali pun mencoba ramen yang ada di Akihabara tersebut, "Suatu waktu kalau tidak sibuk akan saya coba."
"Hal serupa bisa saya lakukan hanya dalam waktu 2 menit pada produk yang ditawarkan sebuah shopping online Indonesia kalau mereka mau kerjasama dengan saya, gratis, untuk penganalisaan mendasar. Kalau sudah mendetail, terkategorisasi terinci tentu akan ada negosiasi harga di sana," lanjutnya.
Fukuma menganalisa semua data komentar yang ada di google untuk toko ramen di Tokyo. Komentar konsumen biasanya pakai bintangh satu, dua, tiga, empat dan lima. Bintang satu artiny apaling tidak direkomendasikan toko ramen tersebut. Bintang dua dianggap toko tersbeut paling enak dan direkomendasikan.
Lalu bagaimana dengan komentar bahasa Indonesia, Fukuma mengerti?
"Mungkin bisa mulai dengan menganalisa bintang saja, tak perlu bahasanya karena itu hasil penilaian akhir setiap pemberi komentar," paparnya.
Dengan menganalisa bintang komentar saja, analisa mendasar bisa didapatkan mengenai bisnis online shopping tersebut.
"Yang penting kerjasama, ijin dari mereka untuk menyedot data komentar yang ada di shopping online tersebut, lalu saya analisa."
Dengan aplikasis khusus yang ada padanya, dengan mudah Fukuma bisa menyedot data komentar yang ada di sebuah situs.
"Masalahnya adalah pemilik situs apakah menerima tidak hal itu, mau bekerjasama tidak? Kalau kita lakukan tanpa sepengetahuan mereka, bisa-bisa mereka marah nanti seenaknya saja tarik data mereka. Jadi kita perlu kerjasama dengan pemilik situs yang bersangkutan. Itu sebabnya dia melakukan hanya kepada situs Google karena fleksibel tak masalah, sudah milik umum masyarakat dunia," paparnya lagi.
Lalu apakah penilaian itu bisa dipertanggungjawabkan, karena ada yang buat komentar bohong?
"Kalau buat komentar bohong menjelekkan misalnya memberikan satu bintang saja. Sedangkan yang lain umumnya 4,5 bintang, kan ketahuan kalau pemberi komentar itu satu bintang, pasti ada sesuatu yang aneh. Pasti ketahuan kalau komentar yang bohong atau dibuat-buat dengan hasil analisa teknologi AI yang saya buat itu."