Selasa, 30 September 2025

ISIS: Siapa yang akan menerima kembali warga asing yang bergabung dengan ISIS?

Amerika Serikat ingin negara-negara Eropa menerima kembali para tahanan ISIS yang merupakan warga negara mereka - sudahkah ada yang melakukannya?

Klaim: Amerika Serikat menuduh negara-negara Eropa menolak menerima kembali warga negara mereka yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini ditahan oleh pasukan pimpinan Kurdi di utara Suriah.

Nasib ribuan tahanan di kawasan itu semakin tidak jelas setelah pasukan Turki merangsek masuk menyusul keputusan AS untuk menarik pasukan mereka dari utara Suriah.

Fakta yang didapat Reality Check: Memang benar negara-negara Eropa Barat enggan menerima kembali warga mereka yang diduga menjadi anggota ISIS, karena khawatir akan opini masyarakat dan tantangan hukum dalam menangani orang-orang tersebut. Meski demikian, banyak warga asing yang sudah pulang ke negara masing-masing belum lama ini sebelum IS kehilangan benteng terakhirnya di Suriah bulan Maret 2019 lalu.

Short presentational grey line
BBC

Pernyataan dari Gedung Putih mengatakan: "Pemerintah AS telah menekan Prancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya yang merupakan negara asal banyak petempur ISIS yang tertangkap, untuk menerima mereka kembali, namun negara-negara itu tidak menginginkan dan menolak mereka. Amerika Serikat tidak akan terus menahan mereka yang kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun dan menghabiskan banyak uang pajak rakyat AS."

Lantas, berapa banyak warga asing yang sebenarnya ditahan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi? Apakah sudah ada negara yang mengambil mereka kembali?

Para keluarga terduga militan ISIS ditampung di sejumlah kamp pengungsian di utara Suriah.

Sejauh ini, jumlah pengungsi terbanyak ada di al-Hol. Kamp itu menampung hampir 70 ribu orang, di mana lebih dari 94% adalah perempuan dan anak-anak dan 11 ribu di antaranya adalah warga asing.

Selain itu, SDF juga mengatakan bahwa mereka menahan sekitar 12 ribu terduga petempus ISIS di tujuh penjara di utara Suriah, di mana 4 ribu di antaranya diperkirakan berasal dari luar Suriah dan Irak.


Laporan pemerintah AS yang diterbitkan Agustus lalu menunjukkan jumlah tahanan asing dewasa yang lebih sedikit di utara Suriah - hanya 2 ribu orang yang berasal dari 50 negara.

Dari jumlah tersebut, sekitar 800 di antaranya merupakan warga Eropa, sementara sisanya berasal dari Timur Tengah, utara Afrika dan Asia.

Agar lebih mudah dipahami, sebuah studi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Radikalisasi Internasional King's College tahun lalu memperkirakan lebih dari 41 ribu warga asing telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah antara April 2013 hingga Juni 2018.

Sudah adakah negara yang mengambil warga mereka kembali?

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa seluruh negara harus bertanggung jawab atas penduduknya masing-masing kecuali mereka akan diadili di Suriah sesuai dengan standar internasional.

Banyak negara yang enggan melakukannya beralasan mereka khawatir dengan opini masyarakat dan tantangan hukum dalam menangani orang-orang yang bergabung dengan ISIS tersebut.

Human Rights Watch menggambarkan bahwa upaya repatriasi yang difasilitasi pemerintah negara terkait dilakukan "sedikit demi sedikit".

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan