Nobel kedokteran 2019 diberikan kepada peneliti yang 'buka jalan pengobatan anemia'
Sir Peter Ratcliffe, William Kaelin dan Gregg Semenza menerima Penghargaan Nobel bidang kedokteran karena temuan mereka dapat menemukan obat
Tiga ilmuwan yang menguak bagaimana sel merasakan dan beradaptasi pada tingkat oksigen tertentu memenangkan Penghargaan Nobel 2019.
Sir Peter Ratcliffe dari University of Oxford dan Francis Crick Institute, William Kaelin dari Harvard, dan Gregg Semenza dari Johns Hopkins University bersama-sama memenangkan penghargaan bidang fisiologi atau kedokteran.
Penelitian mereka dipandang dapat membuka jalan bagi pengobatan baru anemia dan bahkan kanker.
Peran pengindraan-oksigen juga diteliti terkait dengan penyakit gagal jantung dan paru-paru kronis.
- Tiga ilmuwan jam tubuh meraih Hadiah Nobel Kedokteran 2017
- Ahli biologi Jepang Yoshinori Ohsumi terima Nobel Kedokteran
- Nobel kedokteran untuk penyakit parasit
Swedish Academy, pihak yang memberikan penghargaan menyatakan: "Peran penting dan mendasar oksigen telah dipahami selama berabad-abad, tapi bagaimana sel menyesuaikan diri terhadap tingkat oksigen belum diketahui sejak lama."
Tingkat oksigen bervariasi di dalam tubuh manusia, terutama:
- saat kita berolahraga
- di ketinggian
- setelah luka mengganggu pasokan darah
Dan ketika tingkatnya anjlok, sel segera harus menyesuaikan metabolismenya.
- Kisah penyelam yang bertahan hidup di bawah air tanpa oksigen
- Cara sel otak cegah kerusakan
- Peneliti sistem navigasi otak raih Nobel Kedokteran
Mengapa temuan ini penting?
Kemampuan tubuh dalam pengindraan-oksigen mempunyai andil dalam sistem kekebalan dan pada tahap permulaan pertumbuhan di dalam rahim.
Jika tingkat oksigen rendah, tubuh dapat memicu produksi sel darah merah atau pembentukan pembuluh darah untuk mengatasinya.
Semakin banyak sel darah merah berarti tubuh mampu membawa lebih banyak oksigen. Karena itulah banyak atlet berlatih di ketinggian.
Jadi, obat yang dapat meniru kondisi tersebut mungkin akan efektif untuk mengobati anemia.
Sementara tumor dapat membajak proses ini untuk membentuk pembuluh darah baru dan bertumbuh.
Dengan demikian obat yang dapat membalikkan proses ini, kemungkinan dapat menghentikan pertumbuhan kanker.
"Pekerjaan ketiga ilmuwan ini dan tim mereka telah membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik terkait keadaan yang umum dan berbahaya ini, serta strategi baru untuk mengobatinya," kata Dr Andrew Murray dari University of Cambridge.