Mengapa film Joker sangat kontroversial dan menjadi masalah keamanan di Amerika Serikat?
Film Joker yang mengangkat kehidupan tokoh penjahat paling terkenal di dunia superhero akan dirilis pada hari Jumat (4/10), namun jelang pemutaran
Phoenix sebagai pemeran Joker lah yang sebenarnya semakin meningkatkan kontroversi. Ia dikenal sebagai aktor yang suka melakukan pendekatan mendalam terhadap karakter yang dimainkannya, dan jika dilihat dari trailernya ia memerankan tokoh tersebut dengan baik.
Kekaguman sebagian orang terhadap tokoh-tokoh "bandit" seperti The Joker atau Darth Vader dalam film Star Wars juga menjadi bahan perbincangan.

"Kami memahami godaan. Sebagian dari kita akan senang membayangkan apa yang akan kita lakukan jika tidak dibatasi," kata psikolog Travis Langley, kepada stasiun radio Amerika KOA.
Langley adalah penulis buku The Joker Psychology - Evil Clowns and The Women Who Love Them sekaligus seseorang yang gemar membahas kejiwaan karakter-karakter fantasi.
"Para penjahat menggerakkan cerita-cerita semacam ini, karena pahlawan adalah karakter reaktif - mereka bereaksi terhadap sesuatu yang telah dilakukan penjahat. Ketika mereka proaktif, orang cenderung melihat mereka sebagai penjaga."
Publisitas negatif Joker tidak dipengaruhi oleh apa yang terjadi sebelumnya ketika karakter tersebut juga sempat digambarkan dalam film yang lain.
Heath Ledger, yang memerankan Joker dalam film The Dark Knight (2008), meninggal karena overdosis obat tak lama setelah filmnya dirilis.
Ledger memerankan karakter itu dengan kuat sampai-sampai diganjar penghargaan anumerta Oscar untuk Aktor Pendukung Terbaik pada tahun 2009 - sebuah penghargaan unik untuk film-film superhero.

Sayangnya, kematiannya yang terlalu cepat juga menimbulkan desas-desus bahwa aktor Australia itu "dihantui oleh karakter itu".
Ini diperkuat dengan pendapat aktor Jack Nicholson - yang memerankan Joker dalam film Batman tahun 1989.
"Saya sudah memperingatkannya," kata Nicholson setelah diberitahu tentang kematian Ledger.
Kostum yang 'berlisensi'
Warner Brothers mengeluarkan pernyataan yang menyangkal romantisasi musuh Batman.
"Jangan salah: karakter fiksi Joker, maupun filmnya, tidak mendukung kekerasan dunia nyata dalam bentuk apa pun," sebut perusahaan itu.