Serangan kilang minyak Arab Saudi: AS berencana kirim pasukan
Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk mengirim pasukan ke Arab Saudi setelah serangan terhadap infrastruktur minyak negara itu.
AS juga menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan itu. Para pejabat senior negara itu mengatakan kepada media bahwa mereka memiliki bukti bahwa serangan itu dikendalikan dari wilayah selatan Iran.
Iran telah berulang kali membantah tuduhan bahwa pihaknya berperan dalam serangan itu. Presiden Hassan Rouhani menyebut serangan itu sebagai tindakan balasan "masyarakat Yaman".
"AS membantah jika mereka berpikir bahwa masyarakat Yaman yang menjadi korban kejahatan perang brutal selama 4,5 tahun tidak akan melakukan serangan balik," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dalam cuitannya di akun Twitternya.
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut serangan atas kilang minyak Arab Saudi itu sebagai "tindakan perang".

Sementara, Zarif memperingatkan di Twitter bahwa Iran tidak memiliki keinginan untuk perang, tetapi "kami tidak akan ragu untuk membela diri".
Apa latar belakang semua ini?
Abqaiq—yang dikelola perusahaan minyak negara Saudi, Aramco—dan ladang minyak Khurais dihantam drone dan rudal pada Sabtu (14/09) dini hari.
Pemberontak Houthi telah berulang kali meluncurkan roket, rudal, dan pesawat tanpa awak di daerah-daerah berpenduduk di Arab Saudi.

Iran adalah saingan regional Arab Saudi dan penentang AS, yang menarik diri dari perjanjian yang bertujuan membatasi program nuklir Teheran setelah Trump mengambil alih kekuasaan.
Ketegangan AS-Iran meningkat tajam tahun ini.