Cara BAB Anda sudah tepat? Ini cara BAB di toilet yang benar agar terhindar dari masalah kesehatan
Kloset duduk dianggap sebagai perlambang peradaban Eropa. Namun, buang air besar (BAB) pada perangkat porselen itu bukanlah yang paling efisien
Kloset dengan penggelontor air diciptakan pertama kali oleh John Harrington, seorang abdi dalam kerajaan di Inggris. Dia menyebut perangkat temuannya, 'Ajax'.
Namun, perangkat ciptaan Thomas Crapper, seorang tukang ledeng asal Inggris, yang berhasil mengubah kebiasaan masyarakat Barat.
Perangkat bernama U-Bend yang diciptakan pada 1880 itu membuang kotoran di bawah kloset sehingga bau busuk kotoran dapat diblokir.
Kloset duduk kemudian menjadi perlambang peradaban Eropa.
Namun, kloset tersebut membuat beberapa hal kian sulit.

Risiko kesehatan
Kita semua mungkin pernah mengejan dengan susah payah saat BAB.
Ini kemungkinan karena sembelit, pencernaan yang buruk, atau masalah pencernaan lainnya.
Namun, banyak pakar menuding posisi ketika BAB di kloset duduklah penyebab masalah-masalah itu.
Pada pertengahan 1960-an, profesor Universitas Cornell bernama Alexander Kira menyebut kloset duduk sebagai "elemen paling tidak pas yang pernah didesain".
Dokter pribadi mendiang Elvis Presley pernah berspekulasi bahwa serangan jantung yang menewaskan 'Raja Rock 'n' Roll' itu disebabkan kepayahan ketika mengeluarkan kotoran keras dari pencernaan.

Cara sederhana
Jika Anda punya kloset duduk porselen di rumah, tidak perlu membuangnya. Ada cara sederhana untuk memudahkan BAB.
Angkatlah lutut Anda dari sudut 90 derajat ke sudut 35 derajat.
Cara ini membantu Anda mengendurkan saluran pencernaan sehingga sudut yang mempertemukan usus besar dan rektum menjadi longgar.

Anda bisa melakukannya dengan menempatkan kedua kaki pada pijakan atau, jika darurat dan tidak ada pijakan, setumpuk buku tebal.
Dengan demikian, jangan buru-buru membuang buku dan majalah usang. Selain masih bisa dibaca, barang-barang itu berguna pula menjadi pijakan saat BAB.
Selamat mencoba!