Upaya Perusahaan Cina Agar Selamat di Tengah Perang Dagang dengan AS
Usaha agar bertahan hidup di antaranya seperti memangkas harga, memindahkan produksi ke luar negeri, menciptakan pasar domestik baru,…
Pabrik-pabrik di sepanjang pantai timur, pengolah ikan di selatan, pengekspor jus apel di bagian tengah Cina dan para petani di timur laut pun terpaksa mengubah model bisnis mereka sejak Presiden AS Donald Trump meluncurkan konflik ini lebih dari setahun lalu. Semua pun terdampak, mulai dari produsen sepeda motor hingga mesin MRI.
Namun, bagaimana pun taktik mereka agar dapat bertahan, ini tetap saat yang sulit dan akan semakin memburuk dengan adanya kebijakan perluasan penerapan tarif yang dianggap kian mengancam.
"Ini memengaruhi kami semua sebagai eksportir ... kami memasukkan tarif ke dalam harga kami sekarang," ujar seorang manajer penjualan di Shaanxi Hengtong Fruit Juice yang mengaku bernama keluarga Liu.
Ekspor jus apel asal Cina anjlok sebesar 93 persen pada semester pertama tahun ini sejak Trump memberlakukan tarif impor pada September 2018.
Shaanxi Hengtong Fruit Juice menjual hampir semua produknya ke luar negeri. Tahun lalu perusahaan ini dan beberapa anak perusahaannya terpaksa menjaminkan saham sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman dana.
Salah satu pabrik jusnya juga telah menjadikan lusinan mesin dan peralatan sebagai jaminan atas pinjaman lain.
Industri pengolahan ikan terpukul
Cina adalah pemasok utama ikan nila beku ke Amerika. Namun ekspor ikan nila juga turun tahun ini dan para petambak terpaksa mencari cara lain untuk bertahan.
"Amerika Serikat mengambil keuntungan dari posisi pasarnya dan mengganggu banyak pemasok nila yang tersebar di Cina," ujar Aliansi Nila Berkesinambungan di Hainan melalui akun WeChat-nya. "Perang dagang adalah hal terakhir untuk menghancurkan industri ini."
Aliansi ini juga mengatakan telah melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan penjualan di dalam negeri. Namun apa daya, perbedaan selera membuat mereka harus memotong jumlah pekerja.
"Ikan nila sangat digemari di AS karena telah dilapisi tepung dan diproses... (rasanya) agak hambar. Konsumen Cina suka jika ikan mereka masih berasa ikan (yang kuat)," ujar Even Pay, analis pertanian di perusahaan penasehat China Policy.
Perusahaan pemrosesan ikan terbesar, Zhaoqing Evergreen Aquatic, telah merancang kembali pabrik mereka pada musim dingin tahun lalu agar dapat berfokus memenuhi permintaan dalam negeri, demikian menurut sebuah penerbitan di bidang industri Undercurrent News.
Cari pasar baru hingga 'salah' pemberian label
Sementara perusahaan di bidang industri lainnya juga harus menyesuaikan diri agar bisa bertahan.
"Kami menurunkan harga untuk pasar AS untuk dapat menyesuaikan beberapa tarif," kata Andy Zhou dari perusahaan Anytone yang memproduksi handset radio.
Nilai ekspor radio Cina ke AS turun menjadi hanya 33 juta dolar AS (Rp 470 miliar) dalam enam bulan pertama 2019, dari 230 juta dolar AS (Rp 3,2 triliun) tahun sebelumnya. Zhou mengatakan pihaknya kini mencari pasar Asia dan Eropa untuk meningkatkan penjualan.