Bianca Devins: Kisah pembunuhan seorang remaja yang dieksploitasi di media sosial
Foto-foto pembunuhan Bianca Devins dibagikan secara luas di dunia maya. Pengamat teknologi mengatakan kejadian ini mengungkap masalah yang lebih
Seperti banyak remaja seusianya, Bianca Devins menjalani kehidupan di dunia maya.
Remaja berusia 17 tahun itu baru lulus SMA dan berencana kuliah di jurusan psikologi di universitas lokal akhir tahun ini.
Menjelang hari Sabtu dua pekan lalu, ia menulis di sebuah platform video gim tentang betapa tak sabarnya ia untuk pergi ke sebuah konser musik di Queens dari rumahnya di bagian utara New York. Tapi sebelum ia tiba di rumah pada hari Minggu pagi, Bianca tewas.
Seperti apa tepatnya hubungan ia dan pria yang dituduh membunuhnya belum jelas. Namun dalam beberapa jam setelah pria itu ditangkap, ketahuan bahwa ia telah membagikan foto-foto pembunuhan sadis itu di dunia maya.
Pada hari-hari setelah itu, cerita Bianca tersebar ke seluruh dunia — beserta foto-foto kematiannya.
- Mengintip pabrik pencetak influencer media sosial di China
- Dampak media sosial terhadap kepuasan hidup remaja 'ternyata kecil'
- Fakta rumit tentang hubungan media sosial dengan citra tubuh seseorang
Pembunuhan itu, yang terjadi secara publik, adalah alasan terbaru untuk menilik bagaimana perusahaan media sosial mengawasi konten ekstrem. Dalam tulisan ini, kami memperinci bagaimana pembunuhan Bianca dibagikan dan dieksploitasi di dunia maya, dalam beberapa jam dan hari setelah kematiannya.

"Here comes Hell. It's redemption, right?" (Inilah Neraka. Ini penebusan, kan?)
Brandon Andrew Clark mengajukan pertanyaan itu, yang diambil dari lirik sebuah lagu rock, kepada para pengikutnya di Instagram dalam fitur story sebelum fajar hari Minggu dua pekan lalu.
Gambar berikutnya yang ia bagikan jauh lebih mengganggu. Sebuah foto kabur disertai tulisan "I'm sorry Bianca" ("Maafkan aku Bianca") tampaknya menunjukkan tubuh seorang perempuan yang berlumuran darah.
Sebelum itu akun Instagram miliknya, yang tidak akan kami ungkap namanya, kerap ia gunakan untuk mengunggah swafoto dan kiriman tentang musik dan seni. Polisi percaya pria berusia 21 tahun itu bertemu dengan bianca lewat platform berbagi gambar itu dua bulan sebelumnya, dan hubungan mereka di dunia nyata berkembang sejak itu.

Pada Sabtu, ia mengantarkan Bianca ke New York City dari Utica, tempat gadis itu tinggal, untuk menonton penampilan penyanyi Kanada Nicole Dollanganger. Polisi mengatakan mereka percaya pasangan itu bertengkar dalam perjalanan pulang, mungkin tentang Bianca yang mencium orang lain, dan pria itu menyerangnya dengan pisau.
Polisi mengatakan tersangka membagikan foto mayat Bianca yang lebih jelas di Discord — platform bertukar pesan yang populer di kalangan para pemain video gim. Gambar itu menunjukkan parahnya luka di tenggorokan Bianca dan memastikan bahwa lukanya fatal.
Tangkapan layar dari percakapan pribadi yang kini telah dihapus di Discord, tampaknya digunakan oleh kawan-kawan Bianca, menunjukkan tersangka membagikan gambar itu pada sekitar pukul 06:00.
Kawan-kawan yang khawatir segera berusaha mencari tahu apakah foto itu asli; sementara itu, tersangka terus mengirim konten ofensif di grup. Anggota grup yang lain kemudian mengambil tangkapan layar pesan-pesan yang ia kirimkan dan akun Snapchat-nya, dan lapor polisi.