Sabtu, 4 Oktober 2025

Liga sepak bola amatir di Bandung terapkan VAR dalam pertandingan, 'tamparan' bagi PSSI?

Penggunaan teknologi Video Referee Assistant atau VAR di liga amatir di Bandung diklaim mengurangi tingkat 'keributan' di lapangan secara drastis.

"Kan kalau syaratnya FIFA (Federasi sepakbola dunia) bukan seperti itu. Bukan sekedar merekam lalu melihat videonya," sambungnya.

Menurut Gusti Randa, menggunakan VAR sesuai syarat yang diberikan FIFA tidak semudah dan semurah VAR yang ada di BPL.

"Ada syarat-syaratnya (dari FIFA). Misalnya, harusnya ada wasit yang mempunyai sertifikasi FIFA, banyaknya kalau tidak salah 20 wasit. Nah kita baru ada tujuh wasit."

Pria yang juga komisaris PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi Liga Indonesia ini juga mengatakan kedewasaan suporter sepak bola di Indonesia juga menjadi pertimbangan bagi PSSI sebelum menggunakan teknologi VAR di kompetisi lokal.

"Suka tidak suka, VAR harus melibatkan psikologis penonton itu sendiri."

"Ada situasi, di mana ada jeda waktu, seorang wasit akan melihat dulu ke VAR di saat penonton sudah ingar-bingar meminta ada sebuah tendangan pinalti, lalu penonton melakukan intimidasi dalam konteks suara-suara dan teriakan. Kemudian wasit mengatakan "tidak penalti!" setelah lihat VAR. Nah, patuh nggak penonton kita?"

"Jangan sampai ketika ada VAR, VARnya sudah siap, kita sebagai penonton belum siap. Yang ada malah berantem gara-gara VAR. Pertanyaannya, kita patuh enggak terhadap keputusan wasit?"

Gusti juga meminta agar wacana penggunaan VAR di kompetisi Liga 1 tidak dikait-kaitkan dengan VAR yang ada di liga amatir.

"Kalau antar mereka (sesama klub amatir di BPL) bertanding, tentu mereka tidak akan ribut. Sementara kalau PSSI, wah, ini antar 14 provinsi loh."

Namun, pengamat sepakbola, Justinus Lhaksana menyebut hal-hal yang dijelaskan Gusti Randa hanya alasan PSSI.

"Untuk saya, itu cara ngeles PSSI saja. Mereka tidak melakukan apa-apa untuk menunjukkan kepada publik bahwa 'Kami niat loh'."

Justinus menambahkan, setelah banyak masalah soal wasit pada musim kompetisi lalu, seharusnya PSSI langsung mempunyai solusi dan berusaha untuk mewujudkannya. Salah satunya adalah penggunaan teknologi seperti VAR.

"Saya lihat mereka (PSSI) tidak ada niat. Kita tahu lah, setelah tahun lalu mafia wasit dan lain-lain diungkapkan, salah satu alasan untuk bisa mengurangi kecurangan dalam sebuah pertandingan sepak bola adalah VAR. Atau mungkin bisa menaruh wasit kelima dan keenam. Tapi, saya tidak melihat PSSI punya inisiatif," kata Justinus.

Sejumlah pemain yang berkiprah di Liga 1 pun berharap teknologi seperti VAR dapat dipakai di kompetisi tertinggi di Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved