Kisah bocah yang diculik untuk memandu pengemis buta: 'Seperti budak dan zombi, saya tak ingat punya keluarga'
Selama enam tahun Samuel Abdulraheem dipaksa memandu pengemis-pengemis buta yang meminta uang di Lagos, Nigeria, sebelum ditemukan sang kakak
Setiap hari ia berjalan dari satu tempat ke tempat lain di Lagos dan pengemis memegang bahu kanannya erat-erat.
Kadang ia juga harus bepergian jauh dengan menggunakan bus jika pengemis yang menyewanya tahu ada acara besar.
'Keajaiban'
Firdausi, kakak Samuel yang menemukannya di pelataran gereja, mengatakan, "Perlu beberapa saat untuk sadar bahwa bocah yang ada di depan saya adalah seseorang dari keluarga saya."
Setelah yakin, ia terduduk dan menangis histeris karena bahagia.
Kabar bahwa ia menemukan adiknya yang lama hilang cepat tersebar di kompleks gereja.
Pengurus gereja menggambarkan kejadian ini sebagai "keajaiban" dan mengabarkan berita ini ke seluruh jemaat yang hadir.

Samuel kemudian dimandikan dan diberi pakaian yang pantas.
Di panggung auditorium berkapasitas 50.000 orang, Firdausi, sambil menangis, menuturkan kisah hilangnya Samuel hingga akhirnya bisa ditemukan.
Malam itu, Firdausi dan Samuel tidur di dalam mobil yang diparkir di halaman gereja.
Sepanjang malam, Firdausi terjaga beberapa kali dan setiap kali bangun ia memegang adiknya. Ia masih tidak percaya Samuel yang hilang enam tahun bisa ditemukan.
Bersekolah
Samuel tak bisa masuk sekolah dasar umum karenanya usianya terlalu tua. Untunglah ada pemilik SD yang bersedia memberinya les privat.
Dari sini ia bisa ikut ujian SD dan masuk ke sekolah menengah.
Pada usia 17 tahun ia merasa memiliki kemampuan yang cukup untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi.

Ia diterima di jurusan teknik kimia di Universitas Ahmadu Bello di Zaria.