Selasa, 30 September 2025

Pidato Doni Monardo di Geneva "Pentahelix Jiwa Gotong Royong Pancasila"

Forum pertemuan membahas penanggulangan kebencanaan ini berlangsung sekali dalam dua tahun dan pada 2017 diadakan di Cancun Meksiko.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Pidato Doni Monardo di Geneva
Ist/Tribunnews.com
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB) Doni Monardo menyampaikan pidatonya dalam acara Global Platform For Disaster Risk Reduction di Geneva Switzetland, Kamis (16/5/2019) pukul 10.45 waktu setempat.

"Pengalaman kami dalam menghadapi fakta dan angka – angka tersebut telah membuat kami lebih tangguh dan lebih responsif dalam menghadapi bencana alam," papar Doni.

Doni juga menyampaikan tujuan dari rekonstruksi dan rehabilitasi adalah untuk mendukung kehidupan dan membangun masyarakat yang lebih baik setelah terjadinya bencana.

Mantan Komandan Paspampres itu menjelaskan bahwa pelibatan para pihak dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan proses pembangunan kembali yang lebih baik - termasuk pemerintah daerah, masyarakat setempat, pakar/akademisi, media, serta sektor swasta.

"Pendekatan ini, kami menyebutnya "Penta Helix". Kami memprioritaskan penggunaan konteks lokal; kearifan lokal; sumber daya lokal; dan pemberdayaan perempuan, anak-anak, dan para penyandang cacat, dalam penerapan rekonstruksi dan rehabilitasi. Dan semua ini merupakan jiwa gotong royong dari Pancasila, " papar ayah tiga anak dan kakek satu cucu ini.

Doni juga membagi pengalaman bahwa sejak 26 April 2017, setiap tanggal 26 April ditetapkan sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana, dimana simulasi diadakan di seluruh negeri untuk mempersiapkan orang dalam menghadapi berbagai jenis ancaman seperti tsunami, gempa bumi, dan topan.

Mengakhiri pidatonya Doni menyampaikan bahwa dalam kapasitasnya sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Indonesia, juga secara pribadi dan kelembagaan telah berkampanye tentang pentingnya penanaman kembali pohon di semua wilayah yang berpotensi tsunami, untuk membangun lingkungan dan masyarakat yang lebih tangguh.

"Penelitian ahli telah menunjukkan bahwa 200 meter hutan pantai mampu mengurangi kekuatan gelombang tsunami hingga 80 persen. Oleh karena itu, saya percaya mitigasi melalui penanaman vegetasi adalah salah satu jawaban yang kami cari. Pohon sebagai infrastruktur alami adalah jawaban nyata untuk mencegah banyak korban," papar Doni.

Laporan Egy Massadiah dari Geneva

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan