Pemindahan ibu kota: Mengapa kota-kota di dunia ini dibangun dari nol?
Rencana Indonesia untuk memindahkan pusat pemerintahan dari DKI Jakarta menunjukkan bagaimana negara-negara sejatinya dapat meninggalkan ibu
Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta pada Senin (29/04), atas dasar sejumlah alasan, mulai dari kemacetan lalu lintas hingga kondisi yang membuat Jakarta sebagai salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.
Pemerintah belum menetapkan tempat pasti yang akan dibangun sebagai ibu kota baru, tetapi pada tahap ini mempertimbangkan tiga lokasi; Sumatera bagian timur, Kalimantan dan Sulawesi bagian selatan.
- Rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta: Berapa lama waktu yang diperlukan?
- Calon lokasi ibu kota baru: Sumatera bagian timur, Kalimantan, dan Sulawesi bagian selatan
- Dari Sukarno hingga Jokowi, mengapa Palangkaraya selalu jadi primadona ibu kota baru?
Dalam membangun "ibu kota dari nol", Indonesia akan mengikuti langkah yang telah ditempuh sejumlah negara. Berikut kota-kota baru itu.
Naypyidaw, Myanmar (2005)

Penjelasan resmi sehubungan dengan relokasi dari Yangon adalah bahwa ibu kota tua itu semakin macet dan semakin padat, tetapi mungkin terdapat pula faktor-faktor lain.
Naypyidaw berada di tengah-tengah wilayah Myanmar, dan memungkinkan pemerintah mengendalikan daerah-daerah yang jauh secara lebih baik, terutama daerah-daerah yang mengalami pemberontakan.
Namun banyak orang di Myanmar meyakini bahwa alasan yang sejatinya melandasi pemindahan ibu kota ke Naypyidaw adalah karena junta militer yang berkuasa sejak 1962 merasa lebih terlindungi dari pergolakan atau bahkan intervensi asing di ibu kota baru, yang dikelilingi oleh medan yang tidak ramah.
Putrajaya, Malaysia (2002)

Kota yang dirancang khusus itu menjadi pusat pemerintahan federal Malaysia, tetapi Kuala Lumpur tetap sebagai ibu kota resmi dan kediaman raja.
Hal itu tidak mengecilkan hati pihak otorita Malaysia untuk menyulap Putrajaya menjadi tempat yang sering disebut sebagai keajaiban arsitek.

Astana (Nur-Sultan), Kazakhstan (1997)
Diambal dari bahasa setempat yang artinya "ibu kota", Astana dibangun mulai 1997 atas perintah penguasa saat itu, Presiden Nursultan Nazarbayev.
Astana dengan cepat berkembang menjadi salah satu kota modern di Asia Tengah - yang dihiasai dengan gedung-gedung baru yang mewah.
Pengunduran diri Nazarbayev dari kursi presiden awal tahun ini membuat pemerintah setempat mengubah nama Astana menjadi Nur-Sultan.
Abuja, Nigeria (1991)

Ibu kota Nigeria pindah dari Lagos ke Abuja pada 1991 sebagai bagian dari upaya untuk membangun kota independen dari tiga kelompok etnik utama di negara itu - Yoruba, Igbo dan Hausa-Fulani.
Namun pemindahan tersebut juga didorong oleh persoalan infrastruktur di Lagos, yang penduduknya bertambah dari hanya 1,4 juta jiwa pada 1970 menjadi sekitar 21 juta jiwa tahun lalu.
Islamabad, Pakistan (1967)

Ibu kota Pakistan juga dibangun sebagai upaya untuk mengintegrasikan negara itu.