Sri Lanka Tutup Akses Media Sosial Setelah Pemboman Di Hari Minggu Paskah
Dijelaskan kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran "laporan berita palsu" atau hoaks di dalam negeri.
TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO -- Otoritas Sri Lanka menutup akses sebagian besar jejaring sosial setelah serangan Paskah di Gereja dan Hotel yang telah menewaskan ratusan orang, pada Minggu (22/4/2019).
Sikap ini sebagai reaksi dari akumulasi ketidakpercayaan dalam kemampuan perusahaan media sosial untuk mengendalikan konten berbahaya.
Penutupan akses media sosial termasuk Facebook dan layanan WhatsApp dan Instagram diumumkan oleh portal berita resmi pemerintah.
Dijelaskan kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran "laporan berita palsu" atau hoaks di dalam negeri.
Para pejabat khawatir adanya penyebaran informasi yang dapat memprovokasi lebih banyak pertumpahan darah di Sri Lanka.
Sejauh ini telah 290 orang tewas dalam pemboman tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Sri Lanka telah memblokir media sosial. Pemerintah memberlakukan larangan selama seminggu pada Maret 2018 lalu, karena kekhawatiran WhatsApp dan platform lainnya akan digunakan untuk penggemar anti-Muslim di wilayah pusat negara.
Sejumlah pemimpin agama di dunia menyatakan solidaritas mereka terhadap Sri Lanka, saat delapan ledakan bom menghancurkan hotel dan gereja dan menewaskan dua ratusan orang yang tengah melaksanakan kebaktian Paskah, pada Minggu (21/4/2019).
Dikutip dari laman Euro News, Senin (22/4/2019), Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus pun menyampaikan kepada ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk mendengarkan pesan Minggu Paskahnya.
Baca: Demo di Depan Kantor KPU RI, AMI Pertanyakan Netralitas Komisioner
Ia mengatakan bahwa dirinya sedih mendengar kabar terkait serangan mematikan itu.
"Bahwa hari ini (Minggu), Paskah, membawa duka dan penderitaan bagi gereja-gereja dan (lokasi) lainnya, tempat orang berkumpul di Sri Lanka,".
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan 'penuh kasih sayang' saya ini dengan komunitas Kristen, saya merasa terpukul ketika kita semua tengah berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban aksi kekerasan itu,".
"Saya mempercayakan kepada Tuhan, mereka yang telah meninggal secara tragis dan saya berdoa untuk mereka yang terluka dan untuk semua yang menderita sebagai akibat dari peristiwa kejam ini,".
Sementara itu, Pemimpin Komuni Anglikan, Uskup Agung Canterbury Justin Welby menuliskan cuitannya di Twitter.
"Mereka yang terkena dampak serangan mengerikan dan tercela terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka, akan ada dalam doa jutaan orang yang menandai hari Minggu Paskah di seluruh dunia,".
Sedangkan Ronald S Lauder, Presiden Kongres Yahudi Dunia, yang mewakili lebih dari 100 komunitas Yahydi di seluruh dunia mengatakan bahwa, "Kami Yahudi dunia menegaskan semua orang yang beradab mengecam aksi keji ini dan memohon untuk menerapkan 'nol toleransi' kepada mereka yang menggunakan teror untuk mencapai tujuan,". (AP/Euro News)