Hubungan Indonesia-Cina: Titik Sensitif Pemimpin Mendatang
Pelaksanaan pemilu serentak di Indonesia hanya tinggal dalam hitungan jam. Siapa pun yang memenangkan suara terbanyak nanti diperkirakan…
Jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan investasi Cina di Indonesia sepanjang 2017 yaitu 3,4 miliar dolar AS, atau sebessar 10,4 persen dari keseluruhan investasi asing.
Di masa mendatang, hubungan Cina dan Indonesia diprediksi akan kian menguat seiring dengan adanya Visi Kemitraan Strategis 2030 antara Cina dan negara-negara anggota Asean.
Pilar kerja sama yang akan dibangun dalam visi ini antara negara-negara Asean dan Cina meliputi bidang kerjasama politik dan keamanan, bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.
Di bidang kerja sama ekonomi misalnya, negara Asean dan Cina sepakat untuk mengintensifkan upaya pemenuhan target bersama volume perdagangan sebesar US $ 1 triliun dan investasi US $ 150 miliar pada 2020 melalui pendalaman hubungan ekonomi dan peningkatan konektivitas. Serta berharap meningkatkan hasil lebih banyak lagi pada 2030.
Dengan adanya visi ini, hubungan dagang, investasi dan arus turisme di kawasan Asean dengan Cina diperkirakan akan meningkat pesat.
Kepala BKPM Thomas Lembong seperti dikutip dari Mietspiegelnews mengatakan bahwa investasi dari Cina mesti ditangani dengan benar agar mencapai potensi penuh di Indonesia. Lembong mengatakan sebagian besar negara yang ia tahu ingin bekerja sama dengan Cina dan terus mengembangkan investasi dan membuatnya semakin tidak kontroversial.
Ia lalu membandingkan investasi Cina dengan investasi Jepang di sekitar di seluruh dunia pada tahun 80-an dan 90-an.
"Hari ini, investasi Jepang di seluruh dunia diterima dengan baik dan benar-benar tidak dipertanyakan." Ia berpendapat jika Indonesia juga sedang bergerak ke arah yang sama dengan investasi dari Cina.
Siapa pun yang memenangkan suara terbanyak nanti akan mengemban tugas berat memimpin negara dengan penduduk lebih dari 265 juta jiwa ini.
ae/hp (Mietspiegelnews, NZZ, China Daily, Asean.org, Tirto.id)