Korut 'bangun kembali' situs peluncuran roket Sohae
Pembangunan kembali situs Tongchang-ri dilaporkan dilakukan setelah perundingan antara Presiden Donald Tump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Sejumlah gambar baru satelit menunjukkan Korea Utara telah membangun kembali situs peluncuran roket yang sebelumnya dijanjikan akan dilucuti, kata sejumlah pengamat.
Foto-foto diambil dua hari setelah perundingan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, berakhir tanpa dicapainya kesepakatan denuklirisasi.
Situs Tongchang-ri digunakan untuk peluncuran satelit dan pengujian mesin, tetapi tidak pernah dipakai untuk peluncuran peluru kendali balistik.
- Laporan intelijen AS sebut Korut 'kemungkinan tidak serahkan' senjata nuklir
- KTT Trump-Kim di Hanoi: Semua yang perlu Anda ketahui
- KTT Trump-Kim: Korut meminta pencabutan sebagian sanksi
Berbicara kepada wartawan, Trump mengatakan terlalu dini untuk menilai apakah informasi mengenai lokasi peluncuran roket memang benar.
"Saya akan sangat kecewa jika itu terjadi," kata Trump, menanggapi laporan soal pembangunan kembali situs Tongchang-ri.
"Laporan itu sangat dini. Saya akan sangat, sangat kecewa pada Kim—dan saya pikir saya tidak akan (kecewa). Namun kita aka lihat apa yang terjadi. Kami akan melihat. Pada akhirnya ini akan dituntaskan," tambahnya.
Proses perlucutan telah dimulai tahun lalu tetapi kemudian dihentikan saat perundingan AS mengalami kebuntuan.
Janji pelucutan dipandang sebagai suatu langkah penciptaan rasa saling percaya antara Pyongyang dan Washington.
Sementara itu, AS memperingatkan bahwa Korut akan kembali menghadapi sanksi jika Pyongyang tidak melakukan langkah denuklirisasi.

Bukti citra satelit dari sejumlah lembaga AS dan kesaksian layanan intelijen Korea Selatan memperlihatkan perkembangan sangat cepat pembangunan kembali bangunan pada tempat peluncuran roket di situs Sohae, Tongchang-ri.
Sohae adalah fasilitas peluncuran satelit utama Korut sejak tahun 2012. Tempat itu juga dipakai untuk menguji mesin peluru kendali yang dapat mencapai AS.

Tetapi situs itu tidak pernah dipakai untuk pengujian peluru kendali balistik yang dipandang sangat provokatif.
"Pembedaan ini penting," kata Jenny Town, editor kelompok pengamat 38 North kepada BBC.
- Mengapa Korut mengembangkan senjata nuklir?
- Direktur CIA: Rusia 'incar pemilu sela AS' dan nuklir 'Korut mungkin bisa menghantam AS'
- Redam ambisi nuklir Korut, PBB sasar bos intelijen
"Warga Korea Utara kemungkinan akan melihat pembangunan kembali bukan sebagai bagian program peluru kendali, tetapi terkait program angkasa luar sipil - klasifikasi yang telah mereka lakukan di masa lalu," kata Town.